Jakarta (ANTARA) - Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menekankan pentingnya ruang dialog di saat dunia semakin terpecah seiring tumbuhnya konfrontasi, persaingan, dan ketidakpercayaan.
“Dan yang paling mengkhawatirkan adalah ruang dialog semakin mengecil. Karena itu, dengan berbagai masalah yang dihadapi dunia, yang kita butuhkan adalah adanya lebih banyak dialog,” ujar Dino Patti Djalal dalam kegiatan Global Town Hall 2021 yang diselenggarakan secara virtual di Jakarta, Sabtu.
Dialog, lanjut dia, harus melibatkan kesediaan untuk mendengarkan dengan baik serta menghormati pandangan orang lain.
“Dialog harus melibatkan pemikiran yang terbuka terhadap pilihan dan solusi, setuju atau tidak setuju,” kata Dino.
Ia mengatakan Global Town Hall 2021, konferensi kebijakan internasional terbesar, menyediakan ruang dialog bagi para pemikir terkemuka serta warga dunia untuk bertemu dan terhubung.
“Terlepas dari sistem politik, ideologi, tingkat kemajuan atau orientasi strategis, semua orang sama dan semua orang penting,” ujar Dino.
Global Town Hall adalah forum terbuka berdasarkan inklusi, kesetaraan dan pertemuan pemikiran dari berbagai negara baik dari wilayah timur, barat, utara, maupun selatan.
“Kesetaraan yang berarti tidak peduli seberapa besar atau kecil Anda, Anda semua sama,” kata Dino.
Global Town Hall juga merupakan tempat unik dengan melibatkan para pemikir Amerika dan China.
“Orang Kuba juga ada di sini. Dan begitu juga orang Iran. Kami melibatkan lembaga think tank (wadah pemikir) Jepang dan Rusia. Kami melibatkan lembaga think tank dan kampus di Asia, Timur Tengah, Pasifik, Eropa, Afrika, Amerika Utara, serta Amerika Latin,” ujar Dino.
Mereka bebas untuk berdebat dan tidak setuju, lanjut dia, tetapi mereka harus melakukannya dengan pikiran terbuka, dan dengan rasa hormat.
“Saya juga senang bahwa kami memiliki peserta dari Palestina dan Israel. Dan beberapa mahasiswa dari Universitas Kabul di Afghanistan. Mahasiswa dari Myanmar dan Irak juga ikut serta. Bahkan siswa dari Ethiopia, Eriteria, dan Yaman yang dilanda perang juga bergabung,” kata dia.
Ia mengungkapkan Global Town Hall akan melanjutkan jangkauan untuk menghubungkan titik-titik tersembunyi setelah acara konferensi berakhir.
“Karena kami percaya setiap titik-titik yang terhubung, setiap percakapan, dapat menjadi peluang untuk kerja sama,” kata dia.
Baca juga: FPCI kembali gelar Global Town Hall 2021
Baca juga: Komunitas FPCI kenang sosok almarhum Mochtar Kusumaatmadja
Baca juga: Asia Tenggara dianggap jadi kawasan paling damai sepanjang 2020
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021