"Tahun ini kami restorasi petirtaan, dinding pagar batur, batur halaman tiga, dan kajian peluruan sungai. Kemudian Tahun 2022 dilanjutkan batur halaman satu dan halaman dua," kata Kepala BPCB Provinsi Jateng Sukron Edi di Temanggung, Sabtu.
Ia menyampaikan hasil ekskavasi arkeologi itu ditindaklanjuti dengan pemugaran untuk perlindungannya, ditampakkan untuk menambah informasi kepada masyarakat.
Sukron menyampaikan Situs Liyangan ini menjadi skala prioritas, setiap tahun pihaknya mengajukan anggaran untuk kegiatan situs di lereng Gunung Sindoro tersebut.
"Kami bekerja sama dengan Balai Arkeologi yang terus menerus melakukan penelitian, karena di Situs Liyangan itu penelitian tidak akan ada habisnya," katanya.
Menurut dia setiap kali ekskavasi selalu ada temuan-temuan terbaru yang bisa menambah informasi kepada masyarakat.
"Hasil penelitian dari Balai Arkeologi kami tindaklanjuti dengan upaya-upaya perlindungnnya termasuk bagaimana melakukan pemugaran, kemudian hasil pemugaran itulah nantinya bisa diinformasikan kepada masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan setelah dilakukan pelindungan, kemudian dilakukan pengembangan.
"Pengembangan ini bukan berarti dikembangkan dengan bangunan-bangunan baru, tetapi pengembangan nilai-nilai penting yang ada di sana, nilai informasinya, kajian-kajiannya, kemudian baru kemanfaatan situs ini oleh masyarakat. Bagaimana situs ini bisa bermanfaat, bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar," katanya.
Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Pemugaran BPCB Provinsi Jateng Eri Budiarto mengatakan setelah restorasi petirtaan, pagar, dan batur halaman tiga, ke depan konsolidasi candi utama yang ada yoni,
batur pendapa halaman satu dan batur pendapa halaman dua.
"Kami kembalikan atau betulkan, karena untuk candi utama beberapa batu sudah rawan lepas," katanya.
Ia menjelaskan kalau bangunan di bagian halaman atas itu memang sampai ke batur atau kaki candi dan bagian
tubuh dan atap kombinasi kayu, ijuk, dan anyaman bambu.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021