Malam Sastra Malioboro diisi dengan pentas seni, di antaranya pembacaan puisi oleh beberapa penyair lokal, seperti Teguh Asmoro, Hari Leo, Wahyono, Sigit Sugito, Ifa, dan Septi.
Selain itu, juga diisi dengan pentas musik pop dan dangdut yang menampilkan penyanyi lokal sehingga menarik perhatian warga yang melintas di kawasan Malioboro.
"Sejarah Malioboro adalah sejarah sastra. Banyak penyair terkenal seperti Umbu Landu Paranggi dan Emha Ainun Nadjib pernah mengenyam Malioboro," kata Ketua Paguyuban Sastrawan Mataram (PSM) Sigit Sugito.
Selain itu, menurut dia, Malioboro merupakan kawasan yang penting karena terletak di jantung Kota Yogyakarta dan menjadi peneguh keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Malioboro tidak bisa dianggap sesuatu yang tidak penting, tetapi merupakan substansi dan roh dari seni terutama sastra di Yogyakarta, karena banyak penyair berkiprah di kawasan tersebut," katanya.
Ia mengatakan, Malioboro memberikan sumbangsih bagi perkembangan seni terutama sastra di Yogyakarta, karena sejak dulu hingga sekarang banyak penyair yang mengekspresikan diri di kawasan tersebut.
"Malioboro menjadi atmosfer yang berbeda dan menumbuhkan semangat berkesenian terutama sastra. Oleh karena itu, Malioboro dijadikan tempat berekspresi oleh para penyair," katanya.(*)
(L.B015*H010/H008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011