London (ANTARA News) - Sebanyak 25 Pelajar SMA "Lycee Pilote Ariana", yang merupakan sekolah unggulan di Tunisia, berkunjung ke Kedutaan Besar RI di Tunis untuk belajar demokrasi di Indonesia.

Dubes RI untuk Tunisia, Muhammad Ibnu Said, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan para pelajar "Lycee Pilote Ariana", didampingi Direktur Sekolah, Madame Seima Neji, demikian keterangan pers KBRI Tunis yang diterima Antara London, Sabtu.

Ibnu Said mengatakan, dengan kunjungan tersebut, mereka dapat belajar dan mengenal Indonesia, khususnya tentang sistem politik, proses demokratisasi, tatanan sosial dan keragaman budaya Indonesia.

Ia menuturkan, berhasilnya proses demokratisasi dan reformasi di Indonesia merupakan keberhasilan pemerintah RI dalam menyalurkan kehendak rakyat dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

Dubes Ibnu menuturkan salah tugas KBRI Tunis adalah meningkatkan hubungan kedua negara dan bangsa, diantaranya melalui pendekatan "people to people contact" antara masyarakat Indonesia dengan Tunisia.

Untuk memaksimalkan kunjungan tersebut, KBRI Tunis juga memperkenalkan misi KBRI Tunis dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.

Diperkenalkan pula perkembangan kehidupan berbangsa, termasuk di antaranya perkembangan bidang kesenian, budaya dan kuliner Indonesia kepada masyarakat Tunisia.

Sejak terjadinya Revolusi Melati tanggal 14 Januari 2011, terdapat minat di kalangan pelajar dan mahasiswa Tunisia untuk mempelajari proses demokratisasi dan reformasi yang dialami negara berkembang.

Indonesia dipuji karena keberhasilannya dalam melakukan proses demokratisasi dan reformasi, sehingga mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Animo tersebut muncul mengingat masyarakat Tunisia baru kali ini merasakan kebebasan berpolitik setelah dikekang sejak jaman kemerdekaan, utamanya selama era rezim Ben Ali.

Selain itu, para pelajar Tunisia juga ingin mengetahui dan mengenal lebih dekat tentang Indonesia, termasuk mengenai kehidupan sosial budaya, kesenian dan kuliner Nusantara.

Para pelajar menyatakan sangat terkesan akan demonstrasi musik, tari dan seni kuliner yang ditampilkan KBRI Tunis.

Direktur Neji menyampaikan harapannya kepada Dubes RI agar dapat memenuhi undangan untuk berbagai pengalaman kepada para pelajar di sekolahnya, dan menyampaikan informasi tentang perkembangan kehidupan politik, ekonomi dan budaya Indonesia.

Ia mengharapkan dapat diundang jika KBRI Tunis mengadakan kegiatan promosi ekonomi dan budaya di Tunisia.

Melihat antuasime pelajar Tunisia untuk lebih mengenal Indonesia, Dubes mengusulkan suatu program pertukaran pelajar antara sekolah "Lycee Pilote Ariana" dengan sekolah yang setingkat di Indonesia.

Melalui program pertukaran tersebut, para pelajar Tunisia bisa tinggal di keluarga Indonesia untuk mempelajari lebih dekat budaya Indonesia, demikian juga sebaliknya.

Madame Seima Neji menyampaikan apresiasi dan salut kepada KBRI Tunis yang telah membuka pintu dan menyambut kunjungan para pelajar Lycee Pilote Ariana itu dengan sambutan yang sangat meriah dan penuh rasa keakraban.

Dia mengungkapkan terima kasih kepada KBRI Tunis yang bersedia memberikan gambaran tentang kehidupan bernegara dan proses demokratisasi di Indonesia yang dilengkapi dengan informasi tentang perkembangan budaya, kesenian dan kuliner Nusantara.

Menurutnya, kunjungan ke KBRI Tunis ini adalah kali pertama sekolah unggulan yang dipimpinnya mengadakan kegiatan serupa yang merupakan pengalaman berharga bagi semua pelajar yang sangat terkesan akan keramahtamahan bangsa Indonesia.

Madam Neji menyambut baik tawaran KBRI Tunis untuk melakukan program pertukaran pelajar dengan sekolah setingkat di Indonesia.

Dikatakannya, program sejenis akan sangat diminati para pelajar Tunisia, mengingat tingginya animo pelajar Tunisia untuk mempelajari lebih dekat budaya Indonesia.

Untuk lebih mengenal seni musik dan tari Indonesia, kepada mereka disuguhkan pertunjukan musik angklung, yang diperagakan anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Tunis. Setelah menyaksikan pertunjukan tersebut, para pelajar menyatakan minat dan mencoba memainkan angklung saat itu juga.

Mereka juga disuguhi pertunjukan tari Yapong dan diajak bergoyang Poco-poco bersama-sama dengan anggota DWP KBRI Tunis.

Untuk mengenal kuliner Nusantara, para pelajar tersebut disuguhi demonstrasi masak yang dilakukan oleh Chef Wisma Duta, yang memperagakan cara membuat martabak dan mie sayur khas Indonesia.

Para pelajar yang berasal dari sekolah pilihan tersebut juga diberi kesempatan untuk mempelajari dan meninjau beberapa ruangan KBRI Tunis, seperti ruang resepsionis, ruang konsuler tempat pengajuan visa dan ruang pamer budaya dan usaha. Kepada mereka juga diberikan penjelasan tentang berbagai produk unggulan Indonesia yang berasal dari seluruh propinsi di Indonesia.(*)

(T.H-ZG/R018)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011