New York (ANTARA) - Indeks Dow Jones dan Indeks S&P dibuka jatuh pada perdagangan hari Jumat waktu setempat karena khawatir lockdown atau penguncian baru untuk menekan penyebaran COVID-19 di Eropa, memukul saham perbankan, energi, dan maskapai penerbangan, sementara penguatan saham teknologi mendorong Indeks Nasdaq ke rekor tertinggi.

Kenaikan kembali kasus COVID-19 di Eropa membuat Austria berencana melakukan lockdown menyeluruh dan kekhawatiran bahwa Jerman mengikutinya di tengah gelombang infeksi baru yang mengguncang pasar saham secara global.

Saham perbankan turun sekitar 2,6 persen, seiring dengan penurunan imbal hasil obligasi AS karena investor mengambil obligasi sebagai safe-haven. Keuangan adalah salah satu sektor Indeks S&P yang berkinerja terburuk dengan jatuh 1,7 persen.

Operator penerbangan termasuk Delta Air Lines, United Airlines dan American Airlines, dan kapal pesiar Norwegian Cruise Line, serta Carnival Corp merosot antara 1,3 persen dan 4,4 persen.

Saham perusahaan minyak utama turun karena harga minyak mentah turun di tengah kekhawatiran baru atas permintaan Eropa, yang menarik sektor energi di S&P anjlok 3,4 persen.

"Ada beberapa risiko pandemi. Namun, saya tidak percaya bahwa AS akan menuju ke arah seperti Austria. Jika Jerman menerapkan penguncian penuh, itu mungkin akan berdampak, sekali lagi, pada rantai pasokan," kata Direktur Pelaksana UBS Private Wealth Management, Tom Mantione, di Stamford, Connecticut.

"Risiko terbesar di pasar bukanlah kebijakan legislatif atau pandemi ... Jika Federal Reserve memilih untuk bereaksi cepat dan agresif terhadap inflasi yang terus-menerus, maka pasar akan menghadapi masalah."

Inflasi tetap menjadi sorotan utama bagi investor, dengan komentar terbaru dari pejabat Federal Reserve menunjukkan bahwa inflasi menjadi lebih luas dan ekspektasi untuk kenaikan harga di masa depan meningkat.

Penurunan imbal hasil mendukung saham teknologi utama, yang mengangkat Indeks Nasdaq ke rekor tertinggi.

Alphabet Inc, Amazon.com, dan Microsoft Corp yang merupakan saham yang bertahan melalui guncangan ekonomi sejak 2020 - meningkat antara 0,3 persen dan 1,2 persen, sementara Netflix dan saham lainnya terkait tetap di rumah juga meraih keuntungan.

Pembuat chip Nvidia meningkat 3,2 persen dalam perdagangan berat setelah membukukan hasil kuartalan yang kuat pada Rabu malam.

S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor tertinggi pada hari Kamis menyusul teknologi dan pendapatan ritel yang kuat. Nasdaq ditetapkan untuk menjadi pemain terbaik minggu ini, sedangkan Dow Jones ditetapkan untuk kerugian minggu kedua berturut-turut.

Pada 10:18 waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 221,55 poin, atau 0,62 persen, pada 35.649,40. Indeks S&P 500 turun 0,52 poin, atau 0,01 persen, pada 4.704,02. Indeks Komposit Nasdaq naik 82,12 poin, atau 0,51 persen, menjadi 16.075,83.

RUU Presiden Joe Biden senilai $ 1,75 triliun untuk meningkatkan jaring pengaman sosial dan memerangi perubahan iklim melewati Dewan Perwakilan Rakyat AS pada hari Jumat, mengirimkannya ke Senat di mana negosiasi akan berlanjut.

Di antara saham lainnya, Intuit Inc melonjak 12,6 persen karena pialang menaikkan target harga mereka pada perusahaan perangkat lunak pajak penghasilan, setelah mengalahkan perkiraan kuartalan dan menaikkan perkiraan.

Saham Moderna Inc dan Pfizer Inc masing-masing meningkat 6,1 persen dan 2,0 oersen, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengesahkan dosis booster vaksin COVID-19 mereka untuk semua orang dewasa.

Sementara itu saham Applied Materials Inc merosot 3,2 persen, setelah pembuat chip memperkirakan penjualan kuartal pertama dan laba di bawah perkiraan pasar pada kesengsaraan rantai pasokan.

Baca juga: Wall Street beragam, indek S&P dan Nasdaq berakhir di rekor tertinggi
Baca juga: Saham Asia gagal ikuti Wall Street setelah data ritel AS lebih kuat
Baca juga: Wall Street berakhir lebih rendah, pengecer memicu ketakutan inflasi

Penerjemah: Risbiani Fardaniah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021