Hal tersebut disampaikan Menko Airlangga saat memberikan keynote speech secara virtual, Jumat, dalam peluncuran riset bertajuk Dampak Grab pada Perekonomian dan Sosial Budaya di Kupang dan Jayapura.
“Peluncuran riset ini menjadi bukti bahwa sinergi lintas pemangku kepentingan dapat mendorong hadirnya berbagai penelitian-penelitian yang inovatif dan inspiratif di era disrupsi teknologi saat ini,” katanya.
Peningkatan kerja sama antara pemerintah dan para pemangku kepentingan tersebut diharapkan mampu melipatgandakan dampaknya bagi kemajuan perekonomian.
“Saya berharap Grab dapat terus mengambil peran dengan menghadirkan berbagai solusi dalam mendukung pengembangan ekonomi digital, khususnya di wilayah timur Indonesia,” ujarnya.
Keterlibatan tersebut, lanjutnya, mendorong peningkatan kontribusi para pelaku UMKM dalam ekonomi digital, meningkatkan keterampilan dan literasi digital, fasilitasi layanan digital, serta meningkatkan partisipasi pelaku usaha di sektor informal.
Airlangga menyampaikan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi digital, muncul sejumlah risiko dan tantangan, seperti penyediaan infrastruktur fisik dan digital. Oleh karena itu, pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait terus berusaha mengembangkan penyediaan sarana dan prasarana digital yang dapat menjangkau seluruh masyarakat, terutama yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
“Kami sangat mengapresiasi berbagai upaya Grab yang turut serta mempercepat pengembangan ekonomi digital hingga ke wilayah Indonesia timur. Inklusivitas ekonomi digital merupakan bagian penting dalam menyongsong masa depan perekonomian nasional di tengah situasi pandemi ini,” tutur Airlangga.
Adapun peningkatan adopsi teknologi digital yang dipicu oleh tren pergeseran perilaku masyarakat dan perubahan model bisnis, diprediksi mampu meningkatkan nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2021 hingga mencapai 70 miliar dolar AS atau tumbuh 49 tumbuh (yoy), dari nilai tahun lalu sebesar 47 miliar dolar AS. Salah satu sektor ekonomi digital yang berkembang pesat dan sangat dinamis adalah Layanan Transportasi dan Pengiriman Makanan (ride hailing).
Ride hailing menjadi enabler aktivitas ekonomi digital, dan di masa pandemi menjadi penolong dengan menghadirkan beragam layanan untuk masyarakat serta memberikan solusi bagi penciptaan lapangan kerja, meningkatkan inklusi keuangan, serta menunjang peningkatan aktivitas ekonomi.
Sepanjang tahun 2020 sampai paruh pertama tahun 2021, di Indonesia terdapat sekitar 21 juta konsumen digital baru. Dari jumlah tersebut 72 persen berasal dari area non-metropolitan. Hal tersebut berarti di wilayah tier 2 dan 3, penetrasi digital terus tumbuh dan bahkan berlanjut di tengah pandemi.
Baca juga: Menko Airlangga: Tahun 2022 jadi momen emas RI akselerasi ekonomi
Baca juga: Airlangga: Pemerintah targetkan 2024 kemiskinan ekstrem nol persen
Baca juga: Airlangga: Laju pertumbuhan berbagai sektor dukung pemulihan ekonomi
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021