Washington (ANTARA News) - Menghirup polusi udara di jalan raya dapat mengakibatkan kerusakan otak tikus berupa kehilangan ingatan dan penyakit Alzheimer, demikian hasil penelitian di Amerika menyebutkan.
Para peneliti membuat polutan udara yang diproduksi oleh pembakaran bahan bakar fosil dan ampas pembakaran yang keluar dari mobil. Tikus percobaan diberikan udara semacam ini selama 15 jam dalam satu pekan dengan periode 10 pekan.
Partikel dalam udara terpolusi itu kecil, "yang besarnya satu per seribu tebalnya rambut manusia, dan terlalu kecil untuk terserap oleh sistem penyaring", tapi dapat menimbulkan kerusakan yang sangat masif terhadap otak tikus percobaan.
"Anda tidak dapat melihatnya di udara bebas, tapi ketika partikel-partikel ini terhirup dan berdampak terhadap sel otak maka peluang untuk mengalami kerusakan otak jangka panjang pun meningkat," kata peneliti senior Caleb Finch dari University of Southern California, seperti dilaporkan AFP.
Menurut para peneliti, paparan terhadap polutan di udara mengakibatkan "kerusakan yang signifikan" terhadap sel otak yang bertugas dalam proses belajar dan ingatan. Mereka juga mendeteksi adanya "tanda-tanda peradangan yang erat kaitannya dengan penuaan dini dan penyakit Alzheimer".
Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Environmenal Health Perspectives.
Penelitian ini membutuhkan rangkaian penelitian lanjutan untuk menentukan apakah efek yang sama akan dialami oleh manusia.
"Tentu ini akan memunculkan pertanyaan `Bagaimana kita melindungi penduduk kota dari jenis keracunan ini?` dan jawaban atas pertanyaan itu masih menjadi misteri," kata Finch. (E012/M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011