Jakarta (ANTARA) - Bentara Budaya Jakarta menyelenggarakan pameran wayang yang menjadi koleksi museum ini bagi masyarakat umum pada 19 November-4 Desember 2021 pada pukul 11.00-16.00 WIB.
Bagi pengunjung yang akan menghadiri pameran wayang cukup melakukan registrasi melalui linktr.ee/BentaraBudaya atau bisa secara virtual melalui kanal YouTube.
"Kami memamerkan berbagai jenis wayang mulai dari wayang kulit, wayang golek hingga wayang suket (rumput)," kata Kepala Bidang Event Production Bentara Budaya, Ika W Burhan di Jakarta, Jumat.
Ika mengatakan, wayang tersebut dipilih dan disusun sebagai penggambaran adegan-adegan seturut kisah-kisah tertentu.
Terdapat 17 adegan wayang berbentuk instalasi di atas batang pisang, disertai pula beberapa kaca dengan tema wayang serta lukisan wayang di atas kanvas.
Baca juga: Sukses di Jakarta dan Bandung, "Kalimasada Murca" siap ke Semarang
Karya wayang kulit dan wayang golek merupakan hasil kreasi padepokan Asep Sunarya. Sedangkan wayang suket atau wayang rumput hasil karya Kasan Wikrama atau lebih dikenal dengan Mbah Gepuk.
Wayang suket dibuat dari bahan rumput khusus yang hanya tumbuh di bulan Sura, sehingga disebut rumput Kasura-an (Kasuran).
Sedangkan kurator pameran, Nanang HP mengatakan tajuk “Wayang Rupa Kita” dapat diartikan sebagai beragam rupa wayang yang merefleksikan atau mencerminkan diri kita (manusia), penikmat yang melihat aneka lakon tersebut.
Nanang mengatakan wayang bukan semata bayangan di layar pertunjukan, namun juga bayang-bayang kehidupan dengan aneka rupa, karakter serta polahnya. Aneka karakter wayang dalam beragam lakon dan peristiwa yang terjadi ribuan tahun sebelum kita lahir sesungguhnya dapat menjadi cermin diri.
Ini bukan semata pameran yang mempresentasikan wayang sebagai sebuah benda koleksi, namun juga sebentuk eksplorasi tradisi seturut upaya reflektif dan mencari solusi atas berbagai persoalan yang kini merundung keseharian.
"Seturut upaya refektif tersebut, kita tidak hanya mengenali diri lebih dekat, tetapi mungkin pula akan menemukan jawaban-jawaban yang masih kontekstual atas permasalahan pada masa modern saat ini," kata dia.
Baca juga: Rakha Triyawibawa, dalang cilik dari Jakarta
Pameran “Wayang Rupa Kita” ini juga sebagai bentuk upaya Bentara Budaya untuk menjaga tradisi dan kebudayaan Indonesia. Dengan cara menampilkan wayang kepada masyarakat luas terutama generasi milennial dan generasi Z dengan kemasan yang menarik dan relevan dengan fenomena yang dihadapi saat ini.
Wayang bukanlah warisan tradisi yang membosankan, justru kehadirannya mengandung nilai-nilai luhur serta mendalam, bekal untuk menghadapi perkembangan situasi terkini yang semakin rumit.
Pada pembukaan pameran dihadirkan catatan kuratorial pameran yang disampaikan oleh Nanang HP, pengantar oleh Hermanu selaku Kurator Bentara Budaya, Paulina Dinartisti sebagai Manajer Bentara Budaya dan Ika W Burhan sebagai Kepala Bidang Event Production Bentara Budaya.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021