Aceh Besar (ANTARA News) - Ribuan warga di beberapa desa dalam Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, menyatakan sempat panik saat "air bah" itu menerjang pemukiman mereka pada Sabtu (24/1) malam, namun tidak ada korban jiwa.
"Kami terus berlarian tanpa berpikir menyelamatkan harta benda dan langsung mencari tempat tinggi ketika banjir luapan tiba-tiba menerjang pemukiman kami," kata Halimah, warga Desa Geulumpang, Masjid Raya saat ditemui di rumahnya, Minggu.
Saat kejadian itu, hujan deras memang sedang mengguyur sejak petang hari terutama di kawasan pegunungan Seulawah (Aceh Besar). Enam desa di Kecamatan Masjid Raya yang diterjang banjir bandang antara lain Geulumpang, Ruyoung dan Merandeh.
"Sebelumnya kami tidak menyangka jika air sungai yang melimpah itu terus meninggi dan menerjang masuk dalam rumah. Saya baru kaget ketika merasakan air terus meninggi dan langsung berlarian ke arah bukit bersama anggota keluarga lainnya," kata dia.
Halimah mengaku barang-barang dapur dan perabotannya rusak diterjang banjir sekitar pukul 20.00 WIB tersebut. "Barang-barang seperti piring dan gelas serta perabotan rusak parah diterjang banjir bandang," kata dia.
Banjir bandang akibat meluapnya sungai yang menjorok ke laut itu hanya berlangsung sekitar 120 menit, dengan ketinggian air merendam pemukiman penduduk antara 50 sentimeter sampai 1,5 meter.
Ismiati, warga lainnya juga menyatakan meski hanya hitungan dua jam merendam pemukiman penduduk, namun banjir bandang itu merupakan terburuk dalam beberapa tahun terakhir setelah peristiwa sama pada 2000.
Kapolsek Krueng Raya, AKP Dedy Tabrani, membenarkan masyarakat sempat panik saat banjir bandang itu merendam pemukiman mereka pada Sabtu (24/1) malam.
"Kita bersama aparat desa langsung melakukan patroli dan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada. Saat itu, ada ratusan masyarakat terutama di lokasa rawan rendaman yang mengungsi ke daratan lebih tinggi," kata dia.
Setelah berkoordinasi dengan Kapoltabes Banda Aceh, aparat kepolisian Polsek Krueng Raya melakukan pengamanan pemukiman, khususnya yang telah ditinggalkan warga untuk mengungsi.
"Kami mengantisipasi jangan sampai ada pihak yang mengambil kesempatan untuk melakukan kejahatan, misalnya pencurian di rumah yang telah ditinggalkan warga mengungsi," tambahnya.
Anggota DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil, mengimbau masyarakat yang berada di daerah rawan banjir untuk tetap waspada. Namun, Pemerintah dari tingkat provinsi sampai ke desa harus mensosialisasikan kepada masyarakat terkait dengan bencana alam.
"Itu penting agar masyarakat mengetahui bagaiamana mengantisipasi jika terjadi banjir dan ranah longsor sehingga bisa menekan korban jiwa maupun harta," katanya saat berdialog dengan korban banjir di Aceh Besar itu.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009