Presiden telah mendapatkan penjelasan dari menteri-menteri terkait mengenai kasus ini, beliau juga sudah menginstruksikan langkah-langkah untuk penyelamatan
Jakarta (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan laporan dari sejumlah menteri terkait sudah menginstruksikan langkah penyelamatan sejumlah WNI awak kapal yang disandera oleh perompak Somalia sejak Maret 2011.
Staf khusus Presiden bidang hubungan internasional Teuku Faizasyah kepada ANTARA, Jumat petang, melalui pesan singkat per telepon selular mengatakan Presiden sudah menerima laporan dan sudah menginstruksikan upaya-upaya untuk menyelamatkan WNI yang disandera tersebut.
"Presiden telah mendapatkan penjelasan dari menteri-menteri terkait mengenai kasus ini, beliau juga sudah menginstruksikan langkah-langkah untuk penyelamatan," kata Faizasyah.
Ia menjelaskan berbagai langkah untuk upaya penyelamatan tentunya sedang berjalan.
"Upaya ini tentu sedang berjalan dan memang prosesnya seperti dengan kasus-kasus pembajakan lainnya, memakan waktu yang sulit dipastikan," katanya.
Sebelumnya, keluarga Slamet Juari, salah seorang warga negara Indonesia yang disandera oleh perompak di Somalia, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk ikut membebaskan anggota keluarganya itu.
"Kemarin saya telah mengirimkan surat ke Bapak Presiden SBY. Saya minta beliau turun tangan," kata Isyam Yuni Astuti, istri Slamet Juari.
Jumat siang, anak perempuan mereka Rezky Judiana Detika Syaranie, mengirimkan surat elektronik ke sejumlah media, mengenai permintaan keluarga mereka kepada Presiden RI untuk ikut membebaskan ayahnya itu.
Menurut Rezky, ayahnya bekerja untuk PT Samudera Indonesia, dan disandera oleh para perompak di perairan Somalia, saat hendak menuju Laut Merah dengan tujuan akhir Belanda.
Baik Rezky maupun Yuni mengutarakan bahwa terakhir kali mereka dihubungi oleh Slamet beberapa hari lalu.
"Bapak bilang `saya selamat dan aman," kata Rezky lewat telepon.
Pengakuan Rezky seirama dengan keterangan yang disampaikan ibunya, Yuni Astuti, yang juga menyatakan suaminya selalu mengabarkan bahwa dia dalam keadaan baik-baik.
Tetapi, demikian Yuni, sebagai istri dia tetap amat mengkhawatirkan keadaan suaminya itu.
"Terakhir dia menghubungi saya adalah kemarin. Waktu itu dia bilang, air (di kapal) habis," kata Astuti.
Slamet Juari (42), bersama 19 ABK sebuah kapal PT Samudera Indonesia, dikabarkan disandera oleh perompak Somalia.
Dari penuturan Yuni Astuti, berdasarkan keterangan terakhir suaminya, para WNI ini disandera di kapal mereka sendiri.
Rezy mengungkapkan bahwa ayahnya dan 19 ABK sudah sebulan menjadi korban penyanderaan perompak somalia, sejak 16 Maret 2011.
"Sampai sekarang mereka pun masih di tengah perairan dengan persediaan makanan yang menipis.
Saya hanya ingin suatu kebijakan dari Indonesia untuk membebaskan ayah dan 19 ABK-nya," kata Rezky dalam surat elektroniknya.
(P008/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011