Sydney (ANTARA) - Dolar bersiap untuk membukukan kenaikan besar mingguan kedua terhadap euro pada Jumat, karena para pedagang bertaruh pada suku bunga naik lebih cepat dan lebih jauh di daratan Atlantik Utara, sementara sterling dan kiwi juga menguat karena spekulasi kenaikan suku bunga.
Di pasar negara-negara berkembang, krisis mata uang di Turki telah mendorong lira ke rekor terendah setelah bank sentral - menghadapi tekanan politik - memangkas suku bunga meskipun inflasi mendekati 20 persen.
Di antara mata uang utama, euro telah menjadi penggerak besar minggu ini, dan meskipun telah pulih ke 1,1372 dolar AS setelah merosot ke 1,1263 dolar AS, para pedagang mengatakan euro tetap rentan karena fundamental dan penentuan posisi berayun untuk mendukung dolar.
Mata uang tunggal telah kehilangan 0,6 persen minggu ini, membantu indeks dolar naik 0,5 persen dan menyentuh level tertinggi 16 bulan. Indeks dolar terakhir duduk hanya sedikit dari itu di 95,531.
"Kejadian pasca-GFC (krisis keuangan global) sebelumnya ketika euro diperdagangkan di bawah 1,10 dolar AS disertai dengan posisi jual euro yang besar," kata ahli strategi Societe Generale Kit Juckes.
"Jika pertanyaannya adalah 'akankah pasar sekarang mendapatkan euro yang dilanda aksi jual' maka saya pikir jawabannya adalah bahwa itu akan terjadi kecuali data meningkat secara dramatis."
Baca juga: Euro jatuh ke terendah di pasar Asia, investor tunggu data konsumen AS
Minggu ini penjualan ritel AS mengalahkan ekspektasi menyusul kejutan inflasi minggu lalu. Di Eropa, sementara itu, COVID-19 melonjak lagi, penjualan mobil merosot selama empat bulan berturut-turut dan para gubernur bank sentral berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah.
Pergerakan Jumat tipis dan fokus akan tertuju pada para pembicara bank sentral, dengan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde pada 08.30 GMT, ekonom bank sentral Inggris Huw Pill pada 12.00 GMT dan pejabat Federal Reserve Christopher Waller dan Richard Clarida pada pukul 15.45 GMT dan 17.15 GMT.
Di tempat lain yen menuju kerugian mingguan sekitar 0,4 persen, meskipun pada 114,27 per dolar, yen juga telah pulih sejak menyentuh level terendah hampir lima tahun di 114,97 beberapa hari lalu.
Dolar Australia yang sensitif komoditas tampaknya akan mengalami kerugian mingguan ketiga berturut-turut dan telah berada di bawah tekanan dari penurunan harga minyak selama beberapa hari terakhir. Terakhir stabil di 0,7277 dolar AS.
Sterling telah menjadi pemain bintang selain dolar di antara mata uang G10 dan telah naik sekitar 0,7 persen menjadi 1,3499 dolar AS karena lonjakan inflasi ke level tertinggi 10 tahun telah memperkuat taruhan pada kenaikan suku bunga bank sentral Inggris dalam sebulan.
Baca juga: Sterling, euro menguat terhadap dolar setelah Fed umumkan tapering
Kiwi juga melompat 0,7 persen semalam dan stabil untuk minggu ini karena para pedagang mulai bertaruh pada bank sentral Selandia Baru yang berubah sangat hawkish dan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) minggu depan, atau mungkin mengangkat lintasan suku bunga jangka panjangnya.
Pasar swap telah memperkirakan peluang sekitar 40 persen untuk kenaikan 50 basis poin.
"Pasar-pasar suku bunga tetap gelisah dan data mendorong swap dua tahun ke level tertinggi baru untuk tahun ini, dan pada gilirannya, menempatkan tawaran beli di belakang kiwi," kata analis di ANZ Bank.
"Dengan perkiraan 36 basis poin (kenaikan) untuk minggu depan dan perkiraan 198 basis poin selama delapan pertemuan berikutnya, pasar lokal dapat menyiapkan diri untuk kekecewaan nyata jika kami 'hanya' mendapatkan kenaikan 25 basis poin, seperti yang kami harapkan. "
Bitcoin menuju minggu terburuk sejak Mei, turun 13 persen. Uang kripto itu terakhir mendekati level terendah tiga minggu di 57.033 dolar AS.
Baca juga: Dolar ambil jeda singkat, turun sedikit dari tertinggi 16 bulan
Baca juga: Dolar ambil jeda dari reli, melayang tak jauh dari puncak 16 bulan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021