"Kehadiran film ini menjadi simbol kebangkitan industri perfilman tanah air. Diharapkan lebih banyak lagi film-film produksi tanah air yang muncul sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja," kata Angela dalam keterangan resmi, Jumat.
Baca juga: "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" wakili Indonesia di Tokyo
Angela menuturkan, Kemenparekraf punya program khusus dalam mendorong bangkitnya sektor perfilman tanah air. Yakni program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) film berupa bantuan pemerintah untuk promosi film, lisensi film, juga produksi film.
"Selain menumbuhkan kembali geliat produksi film, skema ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menonton film Indonesia yang siap tayang dan mendukung kemajuan perekonomian Indonesia melalui film," kata Angela.
Sementara itu, Edwin selaku sutradara dari film ini juga mengungkapkan terima kasihnya bagi berbagai pihak yang telah membantu penggarapan karyanya.
Edwin mengatakan film ini digarap dengan kolaborasi bersama sejumlah sineas internasional seperti sinematografer Akiko Ashizawa dari Jepang, editor Lee Chatametikool dan penata suara Akritchalerm Kalayanamitr dari Thailand.
"Kolaborasi dan kerja sama sangat banyak dengan kru dari luar Indonesia. Kami mengupayakan agar ada kerja sama itu dari awal. Kaitannya juga dengan bagaimana cerita ini bisa dimiliki tidak cuma Indonesia, tapi juga bisa dinikmati seluas mungkin," kata Edwin.
Film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" ini dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama di dunia perfilman Indonesia. Di antaranya Marthino Lio, Ladya Cheryl, Ratu Felisha, Lukman Sardi, Christine Hakim, dan Piet Pagau.
Baca juga: Djenar Maesa Ayu berharap film bisa jadi wadah "awareness" isu sosial
Baca juga: Edwin tentang alihwahana "Seperti Dendam" dan kolaborasi lintas negara
Baca juga: Pengalaman teater bantu Reza Rahardian dalami peran
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021