Chicago (ANTARA) - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (Jumata pagi WIB), setelah data klaim pengangguran mingguan AS yang menggembirakan memperkuat taruhan untuk kenaikan suku bunga yang lebih awal dari perkiraan oleh Federal Reserve menyusul data inflasi kuat baru-baru ini dari Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 8,8 dolar AS atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 1,861,40 dolar AS per ounce. Emas juga jatuh karena investor masih mengambil keuntungan setelah harga emas mencapai level tertinggi sejak Juni.
Sehari sebelumnya, Rabu (17/11/2021), emas berjangka terangkat 16,1 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.870,20 dolar AS, setelah, setelah tergelincir 12,5 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.854,10 dolar AS pada Selasa (16/11/2021), dan melemah 1,9 dolar AS atau 0,1 persen menjadi 1.866,60 dolar AS pada Senin (15/11/2021).
Meskipun terjadi penurunan harga, emas masih bertahan di dekat level tertinggi dalam lima bulan. “Salah satu alasan utama lonjakan emas ini adalah bahwa suku bunga turun cukup keras. Tapi kemudian, mereka bangkit kembali, sehingga menjaga kenaikan terbatas pada emas,” kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun mendekati level pra-pandemi pekan lalu, data menunjukkan pada Kamis (18/11/2021). Tanda-tanda pemulihan ekonomi mengurangi permintaan untuk logam safe-haven.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (18/11/2021) bahwa klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 1.000 menjadi 268.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 13 November. Ini adalah level terendah sejak dimulainya COVID-19 di Amerika Serikat selama lebih dari 20 bulan lalu.
"Itu hanya berkorelasi dengan probabilitas yang lebih tinggi dari Fed yang benar-benar harus menaikkan suku bunga," kata Pavilonis.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertahan di dekat tertinggi tiga minggu baru-baru ini, sementara dolar AS berhenti sejenak, tergelincir kembali dari puncak 16 bulan. Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, telah naik karena melonjaknya harga-harga konsumen di AS dan Eropa. Tapi itu juga telah meningkatkan spekulasi untuk kenaikan suku bunga lebih awal, yang akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Saat ini, sulit bagi emas untuk menemukan arah karena ketidakpastian terkait kinerja dolar, dan kemungkinan respons the Fed dan Kibank sentral lainnya terhadap inflasi," kata analis senior ActivTrades, Ricardo Evangelista.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 26,7 sen atau 1,06 persen, menjadi ditutup pada 24,9 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 12,7 dolar AS atau 1,19 persen menjadi ditutup pada 1,056,4 dolar AS per ounce.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021