Banda Aceh (ANTARA) - Ulama Aceh Tgk H Faisal Ali meminta masyarakat Provinsi Aceh tetap taat menjalankan protokol kesehatan (Prokes) dan tidak euforia dalam menyikapi tren kasus COVID-19 di provinsi paling barat Indonesia itu menunjukkan penurunan yang drastis.

“Dengan melandai kasus COVID-19 maka kita harus bersyukur kepada Allah SWT dengan cara memperbanyak amal saleh dan berdoa agar kita, keluarga kita, saudara kita, diberikan kesehatan dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa,” kata Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Kamis.

Data Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Aceh, hingga Kamis, secara akumulatif kasus di Aceh telah mencapai 38.403 orang di antaranya 36.298 orang telah sembuh, 2.066 orang meninggal dunia dan pasien infeksi dalam perawatan tersisa 39 orang.

Menurut ulama yang akrab disapa Lem Faisal itu, kondisi seperti ini tidak disikapi dengan euforia oleh masyarakat. Pandemi COVID-19 memang belum hilang, tetapi akan menuju ke arah sana sehingga sangat dibutuhkan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat.

Baca juga: RSUD: Aceh Jaya nol pasien COVID-19

Baca juga: BKSDA sebut perangkap jerat ancam kehidupan satwa liar di Aceh

“Kita jangan euforia secara berlebihan sehingga kita keluar daripada nilai-nilai syukur kita kepada Allah SWT,” kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh itu.

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk disiplin memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan serta juga mengurangi mobilitas. Terutama, hindari ke tempat-tempat yang tidak mempedulikan unsur kesehatan seperti pantai serta tempat kerumunan lainnya.

“Kadang-kadang penurunan kasus ini sebagai ujian dalam ikhtiar kita, apakah kita bersyukur atau tidak. Dan selama pandemi ini belum berakhir, kita tetap mengimbau agar masyarakat membacakan qunut nazilah di setiap shalat fardhu,” katanya.

Ahli epidemiologis memprediksikan lonjakan kasus COVID-19 gelombang ketiga di Indonesia. Hal itu, menurut Lem Faisal, bisa saja terjadi di Tanah Rencong apabila masyarakat abai protokol kesehatan, euforia, aktivitas tanpa masker, tanpa jaga jarak, sehingga lonjakan kasus bisa terjadi.

“Pemerintah tidak akan bisa menangani COVID-19 ini secara menyeluruh, kalau kita masyarakat tidak ikut berpartisipasi. Jadi ini bukan kerja pemerintah saja, tetapi juga masyarakat,” katanya.

Selain itu, ulama Aceh itu juga mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi sebagai upaya melindungi diri dari serangan virus mematikan itu.

“Allah tidak akan mencabut penyakit itu kalau kita tidak minum obat, Allah tidak akan menghilangkan suatu wabah itu kalau kita tidak berupaya, mengantisipasi dengan hal-hal yang bisa menghilangkan wabah itu,” katanya.*

Baca juga: Dinkes sebut vaksinasi lansia di Aceh baru 15 persen

Baca juga: Wapres minta pesantren di Aceh dukung pemerintah tanggulangi COVID-19

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021