Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk memiliki kemampuan untuk mendukung proses transisi energi melalui ketersediaan pasokan gas dan infrastruktur yang matang sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih menuju zero emisi tahun 2060.
Direktur Utama PGN Muhamad Haryo Yunianto dalam keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan dalam jangka pendek PGN akan terus memperkuat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan sumber pasokan gas bumi.
Langkah ini sangat strategis mengingat potensi kebutuhan gas bumi di masa depan akan semakin besar. Salah satunya terkait dengan kebijakan bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga 23 persen pada tahun 2025 mendatang.
“Sebagai proses dari rencana penguatan bisnis tersebut, PGN telah mengintegrasikan infrastruktur di Sumatera bagian Utara dan Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk meningkatkan keandalan dan fleksibilitas penyaluran gas ke seluruh segmen pasar. Pembangunan infrastruktur yang semakin terintegrasi ini akan menjadi prioritas utama PGN,” jelas Haryo saat paparan publik secara daring di Jakarta, Rabu (17/11).
Beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang saat ini dikembangkan PGN di antaranya adalah konstruksi pipa Senipah-Balikpapan untuk mendukung Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan dengan memanfaatkan sumber gas bumi di Kalimantan Timur. Proyek lainnya adalah memperkuat optimalisasi pipa Gresik-Semarang dengan infrastruktur non-pipa atau disebut beyond the pipe.
Baca juga: Perkuat suplai CNG, Pertamina rampungkan proyek pipa gas di Blora
PGN juga dalam proses pembangunan proyek regasifikasi LNG dan mini LNG untuk memenuhi kebutuhan gas di beberapa lokasi di Indonesia bagian tengah dan timur, khususnya dalam penyediaan gas bagi pembangkit PLN. Sementara di segmen rumah tangga, PGN terus menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah merealisasikan program jaringan gas rumah tangga atau jargas.
“Pembangunan infrastruktur regasifikasi LNG dan juga mini LNG merupakan strategi jangka panjang PGN untuk memperkuat pasokan gas bumi di masa depan. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya sinergi dan kolaborasi dengan PT Pertamina sebagai holding migas,” ujar Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar.
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menambahkan volume penjualan gas bumi PGN terus meningkat, mencapai 873 BBTUD hingga September 2021 atau tumbuh 8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Saat ini PGN sedang dalam proses penyaluran gas ke kilang Balongan, Indramayu dan diproyeksikan sebanyak 30 BBTUD.
Menurut Fariz, pasokan gas ke kilang minyak ini akan menjadi salah satu pendorong kenaikan volume gas PGN ke depan. Perseroan memproyeksikan dalam 2-3 tahun ke depan kerja sama PGN dengan sejumlah refinery di Indonesia mampu menyerap gas hingga 350 BBTUD. Peningkatan serapan gas ini sejalan dengan sinergi PGN dan Pertamina dalam melakukan konversi operasional kilang milik Pertamina dari minyak ke gas bumi.
“Seiring bertambahnya suplai yang diperoleh PGN, kami akan terus membuka pasar yang lebih luas bagi pengguna LNG. Beberapa inisiatif yang sedang akan dan akan terus dilakukan adalah menjual LNG secara ritel bagi industri kecil dan menengah. PGN juga menyiapkan LNG Bunkering untuk memenuhi kebutuhan energi bagi smelter yang saat ini sedang tumbuh di Indonesia,” kata Fariz.
Kinerja PGN sendiri semakin solid sejalan dengan peningkatan penjualan volume gas. Per September 2021 PGN berhasil meraih pendapatan sebesar 2,25 miliar dolar AS atau Rp32,04 triliun (kurs Rp14.243 per dolar AS). Sementara laba bersih perseroan tercatat sebesar 286 juta dolar AS atau setara Rp4,07 triliun.
Baca juga: KemenESDM: Pipa gas Gresik-Semarang siap penuhi kebutuhan masyarakat
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021