Hamas yang merupakan pemenang yang sah atas pemilu Palestina, namun tidak diakui, jelas hal itu bukan demokrasi menurut Islam

Jakarta (ANTARA News) - Iran menerapkan demokrasi berdasarkan nilai-nilai Islam, kata Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh saat berkunjung ke Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA di Jakarta, Kamis.

"Iran sudah mempraktikkan demokrasi selama 32 tahun dengan suatu pemilu yang demokratis, baik Presiden, anggota parlemen maupun dewan para ahli dipilih langsung oleh rakyat," katanya.

Namun, Dubes Farazandeh mengatakan bahwa demokrasi yang dilakukan harus berdasarkan nilai-nilai yang diyakini sebagai kaum muslim yaitu yang mempercayai adanya kehidupan setelah kematian dan menentang kolonilisasi atau represi dari luar.

"Demokrasi yang dilakukan harus berdasarkan nilai-nilai kita sendiri. Demokrasi yang kami yakini adalah berlandaskan atas apa yang dibutuhkan oleh manusia, bukan hanya mengenai pembangunan fisik baik militer atau ekonomi," jelasnya.

Menurut dia, pemilu yang dilakukan juga tidak dapat menerapkan standar ganda.

"Misalnya seperti apa yang terjadi atas Hamas yang merupakan pemenang yang sah atas pemilu Palestina, namun tidak diakui, jelas hal itu bukan demokrasi menurut Islam," ucapnya.

Ia menilai bahwa dalam demokrasi rakyat harus mencintai pemimpinnya, bukan karena pemberian uang atau bahkan desakan militer atau pejabat.

"Politik uang artinya membeli apa yang diinginkan oleh rakyat tapi Anda tidak dapat membeli 40 juta keinginan rakyat, pemimpin di daerah mungkin bisa membeli suara di daerah, anggota parlemen juga dapat saja melakukannya tapi presiden? Anda tidak dapat melakukannya," jelasnya.

Iran menerapkan pemilu langsung untuk Presiden, tapi gubernur dipilih oleh Dewan Kota yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat.

Dubes Farazandeh menjelaskan bahwa ulama di Iran tidak pernah mengintervensi urusan pemerintahan dan hanya berperan sebagai pengawas.

"Ulama berhubungan langsung dengan rakyat untuk membantu umat mendalami iman mereka dan bukan untuk memberikan dukungan pada satu pemimpin tertentu, tapi rakyat tentu harus diberikan pemahaman mengenai latar belakang pemimpin itu," jelasnya.

Mengenai Indonesia, ia menilai bahwa Indonesia adalah negara yang besar serta merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang mempraktekkan demokrasi.

"Islam di Indonesia juga memberi pengaruh politik, misalnya lewat partai politik Masyumi di awal pembentukan Indonesia dan juga terdapat organisasi-organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama jadi saya yakin dunia memandang Indonesia sebagai negara Islam modern dan demokratis," tambahnya.
(KR-DLN/S019)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011