Denpasar (ANTARA News) - Badang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Bali, memperkirakan musim kemarau di beberapa kawasan di Bali mundur hingga beberapa pekan mendatang akibat pengaruh fenomena alam La Nina.

"Penyebab mundurnya musim kemarau itu, adalah berkat adanya pengaruh La Nina, atau perubahan suhu muka air laut di kawasan Indonesia yang masih belum menurun," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, B. Endro Tjahjono, kepada ANTARA News di Denpasar, Kamis.

Dia mengatakan, menghangatnya suhu permukaan laut menyebabkan tingginya penguapan, sehingga banyak terbentuk awan hujan hingga hujan deras masih saja terjadi.

Akibat fenomena itu, ucapnya, beberapa kawasan di Pulau Dewata yang seharusnya sudah memasuki musim kemarau pada awal April 2011, hingga kini masih dilanda hujan deras.

"Sebagian kabupaten/kota di Bali antara lain Kabupaten Bangli bagian utara, Buleleng dan Jembrana Barat, Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, minggu ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau, namun nyatanya belum," ujarnya.

Pada kenyataannya, lanjut dia, hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi masih saja mengguyur kawasan daerah tujuan internasional itu.

"Kami menduga kecepatan angin akan masih cukup kencang sampai beberapa hari ke depan, dengan suhu yang masih stabil," katanya.

Dia menjelaskan, diperkirakan musim kemarau akan mundur sampai pertengahan atau akhir April 2011. Namun itu juga tergantung dari pengaruh La Nina, apakah semakin menurun atau sebaliknya menguat.

Dikatakan, kalau saja beberapa kawasan di Pulau Dewata sudah memasuki musim kemarau, kemungkinan daerah lainnya juga akan menyusul.

La Nina merupakan fenomena perubahan suhu laut dan atmosfer bumi. Selama periode La Nina, maka suhu permukaan laut di bagian timur dan tengah khatulistiwa di Samudera Pasifik, akan lebih rendah dari normal dengan 3-5 derajat celcius.

Akibat fenomena alam itu, beberapa kawasan mengalami cuaca yang ekstrem, seperti hujan lebat dengan intensitas tinggi, katanya.
(T.KR-IGT/P004)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011