Pada forum internasional tersebut, Roro Esti memaparkan progres pencapaian Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia dengan komitmen penurunan emisi karbon sebesar 29 persen dan 41 persen dengan bantuan internasional.
Menurut dia, pada sektor energi dan industri, sesuai bidang komisinya di Komisi VII DPR, sudah terdapat beberapa upaya dalam merealisasikan transisi energi untuk mewujudkan target NDC tersebut.
"Dinamika regulasi Indonesia kini tengah mengarah dan terus dibentuk untuk menanggulangi permasalahan dalam perubahan iklim dan lingkungan, yang mana DPR RI saat ini di tengah membahas mengenai RUU EBT," jelasnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Roro Esti menyampaikan penerapan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia menunjukkan kemajuan dengan peningkatan pemanfaatannya sebanyak empat persen per tahun.
Meski demikian ia menyatakan pemanfaatan ini masih harus ditingkatkan mengingat baru 2,5 persen dari total potensi EBT di Indonesia telah terealisasikan, yang kini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca juga: Percepat transisi energi RI, pemerintah cetuskan program FIRE
"Perlu ekosistem yang mendukung, mulai dengan pemberian insentif hingga mekanisme harga agar energi terbarukan mampu berdaya saing pada market energi," ujarnya.
Ia menambahkan pentingnya political will dengan kini pemanfaatan EBT didorong sangat kuat di Komisi VII DPR.
Pada kesempatan itu Roro Esti juga menyampaikan Presiden Jokowi telah menunjuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Sherpa Track G20. KTT G20 pada 2022 akan mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger" dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan energi, pembangunan, pariwisata, pendidikan, industri, lingkungan, hingga perubahan iklim.
Pengendalian perubahan iklim akan menjadi topik inti, dengan harapan pada kegiatan tersebut akan ada kemajuan para negara dalam merealisasikan NDCs masing-masing. Aksi iklim yang dilaksanakan di Indonesia juga dinobatkan akan menguntungkan perekonomian negara.
Roro Esti yang juga Komisiaris Low Carbon Development Indonesia (LCDI) ini turut menyampaikan implementasi dari net zero emission yang dimulai dengan pemulihan hijau dari COVID-19 dapat mempercepat pertumbuhan, meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan membuat ekonomi Indonesia lebih kompetitif dan tangguh.
"Pembangunan hijau juga dinobatkan mampu meningkatkan lapangan pekerjaan sebesar 1,8-2,2 juta pekerjaan baru pada tahun 2030," tambahnya.
Roro Esti juga mengajak semua pihak untuk bergotong royong mendukung langkah-langkah ini melalui perannya masing-masing demi terwujudnya masa depan yang baik dan berkelanjutan.
Baca juga: Menteri ESDM paparkan komitmen setop PLTU di COP-26 Skotlandia
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021