Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News) - Sejumlah maskapai mulai mengeluhkan kabut asap yang terjadi dari pembakaran lahan di sekitar Kecamatan Sungai Raya karena mengganggu jarak pandang dan aktivitas penerbangan di Bandar udara Supadio Pontianak.
"Akibat musim kering yang mendera Kalimantan Barat, banyak para penerbang yang melayangkan protesnya. Asap sudah menganggu, terutama di pagi hari, jarak pandang bagi penerbangan menjadi dekat sehingga menyebabkan para pilot mengeluhkan ke kami," ungkap Kepala Divisi Operasi Bandara Supadio Pontianak, Irmadani, saat dihubungi di Sungai Raya, Kamis.
Menurutnya, para penerbang protes karena jarak pandang ke bawah menuju landasan di Bandara Supadio Pontianak tertutup kabut asap sehingga susah dilihat dan menjadi dekat.
Pilot, lanjut dia, jadi cukup kesulitan dalam mendeteksi keberadaan landasan meski dengan jarak pandang 400 "feet" dalam dunia penerbangan masih dapat ditoleransi dan tidak begitu mengkhawatirkan.
Namun, keluhan para pilot tersebut juga harus diakomodasi karena kalau dibiarkan terus akan semakin mengganggu dunia penerbangan di Kalbar.
"Tidak menutup kemungkinan karena asap dalam beberapa waktu ke depan, bandara terpaksa ditutup," ucapnya.
Ancaman lain adalah terganggunya perekonomian di Kalbar. "Makanya harus ada langkah antisipasi atau pencegahan," kata dia menegaskan.
Pengelola Bandara Supadio Pontianak sudah melakukan berbagai langkah termasuk mengimbau melalui jejaring sosial seperti twitter yang berisi anjuran supaya warga Kalbar tidak
melakukan pembakaran lahan, hutan atau memainkan layang-layang di sekitar bandara.
"Pembakaran akan memunculkan kabut asap dalam jumlah banyak dan mengakibatkan penerbangan juga terganggu. Kita harapkan masyarakat mengetahuinya," katanya.
Sementara itu, pihak perusahaan perkebunan PT Peniti Sungai Purun di Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat menyatakan bahwa sudah 95 persen kebakaran lahan di dalam areal perusahaan tersebut sudah berhasil dipadamkan dan dikendalikan.
"Laporan dari petugas menunjukkan hal itu," kata Corporate Affair PT Peniti Sungai Purun (PSP), Didiet Fadriana.
Luas lahan yang terbakar di perusahaan tersebut diperkirakan telah menghanguskan 400 hektare. (T011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011