London (ANTARA News) - Sebanyak 75 undangan terdiri atas para istri duta besar dan warga asing di Yunani yang tergabung dalam Women International Club (WIC), tercatat mengikuti praktik membatik yang diadakan di Wisma Duta di Athena.

Praktik membatik tersebut dipandu perajin dan desainer batik terkemuka Indonesia, Afif Syakur. "Kegiatan ini sebagai upaya mempromosikan batik yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia nonbenda dari Indonesia," ujar Sekretaris Pertama KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti kepada ANTARA London, Kamis.

Acara bertema "Meet my Country" itu diadakan dalam rangkaian kegiatan "Batik dan Angklung Diplomacy" oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Athena.

Pada kesempatan itu Dubes Ahmad Rusdi menyampaikan keanekaragaman budaya Indonesia yang tersebar di 17.500 pulau, 480 etnis, 583 bahasa dan dialek. "Indonesia berhasil melestarikan batik, yakni warisan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi," ujarnya.

Upaya KBRI melakukan promosi pariwisata dan budaya melalui pelatihan membatik agar warga asing dapat lebih mengapresiasi batik sebagai salah satu koleksi wajib dimiliki/must-have-item, ujarnya.

Sementara itu Presiden Women International Club, Loukia Nikola, menyampaikan penghargaan kepada KBRI Athena yang telah memberikan kesempatan untuk lebih mengenal kekayaan dan budaya Indonesia.

Disampaikan bahwa program "Meet my Country" ini secara khusus ditujukan untuk memperluas wawasan setiap anggota WIC yang berasal dari berbagai negara dan latar belakang.

Sebelum acara pelatihan dimulai, peserta menerima bingkisan peralatan membatik, terdiri dari tiga canting, malam dan selembar kain putih untuk membatik.

Acara pelatihan berlangsung dalam suasana santai, dipandu Afif Syakur bersama anggota timnya, yang khusus datang dari Tanah Air untuk memberikan pelatihan secara nyata.

Untuk memperjelas pemahaman peserta mengenai batik, Afif Syakur memberikan informasi singkat mengenai sejarah, filosofi membatik dan motif-motifnya serta makna yang terkandung di dalamnya.

Selanjutnya dipaparkan mengenai detail teknik membatik yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu membatik, pewarnaan, pencelupan dan pelepasan lilin yang menempel di kain untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.

Anggota WIC mempraktikkan cara menggunakan canting dan malam sebagai media melukis berekspresi di atas selembar kain yang disiapkan dengan dukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Sebelum pewarnaan dan pencelupan serta pelepasan lilin, peserta dihibur musik angklung dan arumba yang dibawakan musisi asal Bandung di bawah naungan Ikakresindo dengan mengalunkan lagu Bengawan Solo dan daerah lain, selain juga alunan musik internasional dan Yunani.

Para peserta menyatakan kepuasannya dapat mempelajari seni membatik secara langsung dari pakar dan penrajin Batik yang didatangkan dari Pekalongan dan Jogyakarta.


Unik

Salah satu anggota WIC terkesan dengan pelatihan yang dinilai sangat unik dan belum pernah dilakukan negara manapun dalam kegiatan WIC yang berada di Kota Athena yang penuh dengan peninggalan arkeolog dan objek wisata.

KBRI juga memamerkan kerajinan dari pelosok Tanah Air berupa kain tenun, burung garuda jatayu, wayang golek, ukiran Bali dan Jepara, payung Bali, keris dan lukisan pemandangan Nusantara serta kain batik dari beberapa daerah.

Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Athena menyajikan kuliner khas Indonesia berupa nasi goreng, ikan asin, sate ayam dan sate kambing bumbu kecap dan kacang, mie goreng, onde-onde, risoles, kua lapis dan jajanan pasar, buah segar serta minuman khas Indonesia yang dibawa tim batik dan angklung dari Indonesia.

Perancang busana Afif Syakur mengumumkan peserta dengan karya batik yang paling menarik.

Dubes memberikan hadiah syal koleksi Afif Syakur kepada peserta dan undangan yang bangga dengan hasil karya atau goresannya, termasuk peralatan untuk membatik yang diberikan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI untuk menjadi kenangan.

Workshop yang baru pertama kali diselenggarakan di Wisma Duta ini, juga diharapkan dapat menjadi ajang promosi pariwisata melalui membatik yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan dunia nonbenda dari Indonesia. (ZG/P004/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011