"Ada sekitar 250 nasi bungkus yang disalurkan pihak Satkorlak guna membantu warga yang tidak bisa memasak karena dapurnya tergenang air," kata Camat Kota Pamekasan, Nur Hidajatul Firdaus, kepada ANTARA, Rabu malam.
Meski genangan air mulai surut, warga yang rumahnya tergenang banjir mengku tidak belum bisa memasak karena peralatan mereka memasak juga tergenang banjir, terutama rumahnya yang berada di pinggiran sungai.
Panyaluran bantuan makanan kepada berupa nasi bungkus ini disampaikan melalui ketua RT setempat di dua kelurahan itu.
Menurut Nur Hidajatul Firdaus, bantuan itu sebagai upaya untuk meringankan bebas warga yang tertimpa musibah banjir sebab banjir mulai menggenangi rumah-rumah warga mulai Rabu (6/4) sore.
"Kami khawatir warga yang rumahnya tergenang banjir sejak sore hari kelaparan. Makanya kami bertindak cepat dengan memberikan bantuan nasi bungkus," katanya.
Banjir terjadi di dua kelurahan itu, yakni Kelurahan Gladak Anyar dan Kelurahan Parteker tersebut, merupakan banjir kiriman dari arah hulu sungai, yakni di Palengaan dan Blumbungan menyusul hujan deras yang terjadi di wilayah itu sejak Rabu (6/4) siang.
Hingga sekitar pukul 12.30 WIB genangan air di sejumlah rumah warga mulai terlihat surut dengan ketinggian hanya 40 cm meter dari sebelumnya mencapai 1,5 meter.
Meski sudah terlihat surut, namun sejumlah warga tetap waspada, karena khawatir akan terjadi banjir susulan sebab menurut informasi, hujan masih mengguyur di wilayah hulu sungai.
Sebanyak 57 unit rumah warga di dua kelurahan, yakni Kelurahan Gladak Anyar dan Kelurahan Parteker, terendam banjir. Masing-masing sebanyak 49 unit rumah di Kelurahan Gladak Anyar dan di Kelurahan Parteker sebanyak delapan rumah.
Di Kelurahan Gladak Anyar, banjir melanda empat wilayah yakni di Rt03/Rw06 sebanyak 39 KK (152 jiwa), Rt01/Rw06 sebanyak 6 KK (15 jiwa), Rt02/Rw07 sebanyak 3 KK (12 jiwa) dan Rt02/Rw06 sebanyak 1 KK dengan kondisi rumah ambruk.
Sementara di Kelurahan Parteker rumah yang terendam banjir sebanyak 8 unit yang dihuni 29 jiwa. (ZIZ/A027/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011