Penambahan kapal tersebut juga sebagai upaya memperkuat armada HAIS yang selanjutnya akan mendorong kinerja perseroan
Jakarta (ANTARA) - Emiten penyedia jasa transportasi laut PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) menambah armada kapal tunda Hasnur 113 dan tongkang Hasnur 333 yang berukuran 330 feet dan mampu mengangkut kargo curah sebanyak 10 ribu metrik ton.
Dengan penambahan tersebut, armada perseroan menjadi 12 set armada kapal tunda dan tongkang dengan kapasitas angkut yang bervariasi, mulai 7.500 ton hingga 10.000 metrik ton dan satu kapal pengangkut minyak sawit mentah atau CPO.
Direktur Utama PT Hasnur Internasional Shipping Tbk Jayanti Sari dalam keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan, dengan penambahan armada itu perseroan akan semakin berkembang dan bisa melayani pelanggan dengan lebih baik lagi.
"Penambahan kapal tersebut juga sebagai upaya memperkuat armada HAIS yang selanjutnya akan mendorong kinerja perseroan," ujar Jayanti.
HAIS baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 September 2021 lalu melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO dengan melepas 525,25 juta saham atau 20 persen dari modal disetor.
Dalam tiga tahun belakangan ini, kinerja keuangan PT Hasnur Internasional Shipping cukup stabil, dengan pendapatan usaha yang meningkat pada 2019 menjadi Rp373,52 miliar dibandingkan 2018 sebesar Rp363,78 miliar.
Sedangkan pada 2020 menurun sebesar 17 persen menjadi Rp310,35 miliar. Penurunan tersebut dikarenakan adanya penurunan jumlah kargo angkut yang menjadi imbas negatif pandemi COVID-19 yang juga secara global menyeret semua dunia usaha.
Secara segmen, pendapatan perseroan dibagi menjadi dua yaitu pelayaran dan bongkar muat. Dalam tiga tahun terakhir, segmen pelayaran memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan dengan rata-rata sebesar 95,66 persen per tahun.
Pertumbuhan gross profit margin (GPM) dalam tiga tahun belakangan juga menunjukkan peningkatan, dimana GPM pada 2018 sebesar 16,87 persen, naik menjadi 18,3 persen pada 2019 dan 20,7 persen pada 2020 sehingga GPM rata-rata sebesar 18,63 persen per tahun.
Sedangkan net profit margin (NPM) sebesar 7,79 persen pada 2018, naik menjadi 8,15 persen dan pada 2020 NPM turun menjadi 6 persen seiring dengan merebaknya pandemi.
Sepanjang 2020 lalu, total aset perseroan tercatat Rp378,4 miliar, dengan total liabilitas pada 2020 mencapai Rp129,37 miliar, dan ekuitas tercatat mencapai Rp249,03 miliar.
Baca juga: Sawit Sumbermas cetak laba Rp1,03 triliun pada kuartal III 2021
Baca juga: BFI Finance target selesaikan restrukturisasi pembiayaan pada 2022
Baca juga: Bank Banten sebut transformasi digital tingkatkan aset 35,78 persen
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021