Beijing (ANTARA) - Warga Kota Ruili, Provinsi Yunnan, China, yang berbatasan dengan Myanmar mendapatkan subsidi senilai 68,7 juta yuan atau sekitar Rp153,2 miliar.
Subsidi itu diberikan untuk mengurangi beban dan kesulitan warga saat menghadapi kasus COVID-19 sepanjang 2021, kata Wali Kota Ruili Shang Labin seperti dikutip media China, Kamis.
Selain subsidi, pemerintah kota Ruili juga membagikan 43.000 paket barang kebutuhan sehari-hari, termasuk beras dan mi, kupon makanan senilai 3 juta yuan (Rp6,6 miliar), dan 70.000 set peralatan anti-COVID-19.
Shang juga mengatakan bahwa pedagang di tujuh pasar sayuran dan enam swalayan, karyawan 24 perusahaan di kawasan industri, dan 5.200 pelajar kembali beraktivitas dengan menerapkan kebijakan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Dalam 14 hari terakhir tidak ditemukan kasus baru COVID-19 di Ruili dan warga setempat diizinkan bepergian di dalam kota sejak Selasa (16/11).
Mereka yang ingin meninggalkan kota harus mengajukan permohonan izin kepada otoritas setempat.
Baca juga: Penumpang pesawat dan kereta tanpa tes PCR dilarang masuki Beijing
Beberapa warga yang tinggal di tempat karantina dibebaskan dari biaya apa pun, termasuk tes PCR.
Demikian pula dengan orang-orang yang dikarantina di hotel, tes PCR dan makan mereka pun digratiskan.
Menurut Shang, untuk menanggung biaya-biaya tersebut pemerintahannya mengalokasikan dana 2,1 juta yuan (Rp4,6 miliar).
Pemberian subsidi dan fasilitas lainnya itu hanya berlaku di Kota Ruili.
Tidak semua daerah di China yang menjalankan prokes ketat COVID-19, termasuk penguncian wilayah (lockdown), mendapatkan subsidi dan fasilitas tersebut.
Otoritas hanya menjamin ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok selama lockdown berlangsung, seperti yang diterapkan di Wuhan, Provinsi Hubei, pada awal 2020.
Baca juga: China utara wajibkan karantina 56 hari bagi pendatang
Baca juga: Beijing temukan kasus COVID-19 di perusahaan minyak ternama
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021