Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah mempertanyakan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI yang mengalokasikan anggaran minim untuk renovasi bangunan sekolah.
"Saya enggak paham juga kenapa dari eksekutif menganggarkan sedikit-sedikit saja. Seharusnya renovasi sekolah menjadi program penting karena menyangkut langsung kepada masyarakat," kata Ima saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Disdik DKI diminta kroscek rehab bangunan sekolah untuk cegah ambruk

Berdasarkan catatan, anggota Fraksi PDI Perjuangan itu mengatakan anggaran rehabilitasi sekolah di Jakarta pada 2022 hanya sebesar Rp21,2 miliar.

Anggaran rehabilitasi tersebut jauh dibandingkan total anggaran Dinas Pendidikan yang mencapai Rp16,54 triliun pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022.

Ima menyebutkan Komisi E sudah mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menaikkan anggaran rehabilitasi sekolah, namun eksekutif belum merealisasikan usulan tersebut.

Baca juga: Gedung SMAN 96 di Jakbar roboh saat proses perbaikan

"Kami sudah sampaikan tiap tahun bahwa ini ada sekolah yang rusak sampai kami kunjungan ke sekolah-sekolah yang tidak layak pakai," tutur Ima.

Ima juga mengaku heran terhadap Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang lebih berfokus merenovasi bangunan taman kanak-kanak, padahal banyak gedung sekolah dari tingkat SMP dan SMA yang perlu direhabilitasi.

"Kemarin kita tanya kenapa TK dimasukkan, mereka jawab karena TK ini rata-rata mereka pakai punya kantor gitu, cuma di satu sisi mereka kan juga bisa menganggarkan lebih banyak untuk tingkat SD, SMP, SMA," ungkap Ima.

Baca juga: BPK DKI diminta audit pembangunan sekolah yang roboh di Cengkareng

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021