Cibinong, Bogor (ANTARA) - Kabupaten Bogor, Jawa Barat mampu memproduksi kopi robusta seberat 4.004 ton dalam setahun, melebihi angka target tahunan yang hanya 3.000an ton.
"Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya, tanah-tanah yang subur dapat diolah untuk pertanian dan perkebunan. Sistem dan teknologi bidang pertanian yang kita edukasikan terus juga membuahkan hasil," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Rabu.
Padahal, menurutnya target produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor yang sudah diproyeksikan hingga tahun 2023 yaitu hanya 3.726 ton setahun.
Tak hanya kopi robusta, petani di Kabupaten Bogor juga menghasilkan jenis kopi lainnya, yakni arabika sebanyak 473 ton dan seberat 542 ton.
Ade Yasin menyebutkan, perkebunan kopi robusta dan arabika tersebar di lima kecamatan, yakni Sukamakmur, Megamendung, Pamijahan, Babakanmadang, dan Tanjungsari. Sedangkan khusus jenis pala di Kecamatan Tamansari, Sukajaya, Cigombong, Caringin, Leuwisadeng, dan Nanggung.
"Kita urutan keempat dari penghasil kopi robusta di Indonesia, kalau di Jawa Barat kita produsen terbesar kesatu," katanya.
Namun ia masih menemukan sejumlah persoalan dari sektor pertanian kopi, seperti belum optimalnya ketersediaan bibit kopi robusta dan pala untuk perluasan tanam. Kemudian belum optimalnya penerapan teknologi budidaya pada tanaman kopi.
Baca juga: Ade Yasin dorong kopi Bogor jadi produk unggulan di tingkat nasional
Baca juga: Jawa Barat miliki sekolah kopi pertama di Indonesia
Baca juga: Petani khawatir meningkatnya konsumsi kopi malah berujung impor
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021