"Kekhawatiran ekspor akan turun, ternyata tidak terjadi."

Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa masih ada potensi terjadi deflasi pada bulan April 2011 karena kecenderungan penurunan harga masih terjadi hingga pekan pertama bulan ini.

"Terlalu awal memang kalau kita katakan April akan deflasi, tapi saya katakan April masih ada potensi deflasi karena minggu pertama masih meneruskan penurunan harga-harga," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan usai rapat koordinasi ketahanan pangan di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Rabu.

Rusman menyebutkan, selain membahas upaya peningkatan produksi pangan, rapat juga membahas perkembangan harga.

"Rekaman terakhir BPS minggu pertama April ini, tren penurunan bahan pokok masih berlangsung, artinya hampir semua bahan pokok, beras, migor, bahkan yang bulan lalu naik seperti telur ayam sekarang mulai turun," katanya.

Menurut dia, ada satu kenyamanan yang terjadi di Maret dan awal April di mana penurunan harga beras tetap masih terjadi namun harga gabah di tingkat petani itu masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP).

"Itu kan sebenarnya suatu hal yang bertentangan tapi dua-duanya bisa dipenuhi, artinya inflasi rendah karena harga beras turun tapi secara nasional harga yang diterima petani masih di atas HPP," katanya.

BPS juga mencatat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebagai apresiasi dalam beberapa waktu terakhir tidak menurunkan ekspor Indonesia.

"Selama Maret hingga awal April masih ada penguatan rupiah namun ekspor masih kuat," katanya.

Ia mengakui ada kekhawatiran bahwa penguatan nilai tukar rupiah akan berdampak kepada penurunan volume ekspor Indonesia.

"Kekhawatiran ekspor akan turun, ternyata tidak terjadi," kata Rusman.

Ia menyebutkan, munculnya kekhawatiran ekspor turun karena eksportir memperoleh rupiah yang lebih kecil karena adanya penguatan nilai tukar rupiah.

Menurut dia, kekhawatiran itu tidak terjadi karena produk-produk ekspor Indonesia sebagian besar adalah barang-barang inelastis.

"Produk yang diekspor sebagian besar barang-barang yang dibutuhkan seperti barang tambang, CPO, dan lainnya," katanya.
(T.S034*A039/A035)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011