Hasil kajian ini dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkannya

Jakarta (ANTARA) - Fakultas Teknik Universitas Brawijaya meraih (UB) beasiswa StuNed untuk pelatihan penanganan banjir berjudul “Managing Coastal and Pluvial Flood Risk in the Cities” yang diselenggarakan oleh UNESCO-IHE Institute for Water Education (IHE).

“Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dosen Universitas Brawiijaya beserta mitra kami, dalam pengkajian risiko bencana banjir. Diharapkan hasil kajian ini dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkannya,” ujar Wakil Dekan Fakultas Teknik UB, Ishardita Pambudi Tama, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Pelatihan terbagi atas tiga tahapan, dimulai dengan penjabaran prinsip, teori dan praktik penilaian serta adaptasi risiko banjir di bulan November, kemudian dilanjutkan lima bulan studi kasus di daerah aliran sungai (DAS) Kemuning dan DAS Rejoso Pasuruan. Pada bulan Mei 2022 akan dilakukan lokakarya tentang penyempurnaan dan finalisasi aplikasi studi kasus.

Baca juga: Tim Teknik Sipil UB borong penghargaan di ajang KJI 2021

Baca juga: Nuffic Neso beri kesempatan lulusan politeknik lanjut studi ke Belanda

Pengkajian masalah banjir merupakan kerja sama berbagai pihak. Dalam pelatihan itu, hal tersebut ditunjukkan dengan keikutsertaan staf Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, staf Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Pemprov Jatim, serta staf BUMN Jasa Tirta sebagai peserta pelatihan, yang nantinya akan sama-sama bekerja menyusun rencana pengelolaan risiko banjir.

IHE yang berkampus di kota Delft Belanda, merupakan lembaga internasional untuk pendidikan sektor perairan terbesar di dunia dan merupakan satu-satunya lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Chris Zevenbergen menyampaikan bahwa ini bukan pertama kalinya IHE bekerja sama di Indonesia untuk peningkatan kapasitas di bidang pengelolaan perairan, dan akan terus dikembangkan.

Belanda telah menerapkan pengelolaan air yang mumpuni, dan bahkan termasuk yang terbaik di dunia.

“Pada pelatihan kali ini pemerintah Belanda mendukung pengembangan keilmuan pengelolaan air di Jawa Timur, setelah sebelumnya sudah bekerja sama dengan Jakarta dan Semarang,” ujar Peter van Tuijl, Direktur Nuffic Neso Indonesia sebagai pengelola beasiswa StuNed, Peter van Tuijl.

Peter menambahkan beasiswa tidak hanya dalam bentuk pelatihan, pemerintah Belanda juga bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Dana Pendidikan untuk menyediakan beasiswa program master di bidang pengelolaan perairan.

Baca juga: Penerima beasiswa Belanda diharapkan bangun ekonomi berkelanjutan

Baca juga: Doktor mengabdi UB sosialisasi mitigasi bencana di Kota Batu

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021