Jakarta (ANTARA News)- Indonesia menawarkan kepada dunia usaha Turki untuk berinvestasi dalam pengembangan koridor ekonomi di seluruh tanah air yang rencana induknya sedang dimatangkan pemerintah.
Tawaran tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara forum bisnis yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) serta asosiasi usaha, perdagangan, dan eksportir Turki di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa.
Presiden mengatakan dalam rencana induk percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia tersebut akan dibangun sejumlah koridor ekonomi, zona ekonomi, dan kluster industri di seluruh tanah air.
"Hampir semua sektor akan dilakukan percepatan dan perluasan pembangunan, baik pertanian, industri, maupun jasa, pembangunan infrastruktur, transportasi, energi, dan berbagai cabang usaha lainnya," tuturnya.
Untuk kepentingan tersebut, lanjut Presiden, dibutuhkan dana sekitar 300 miliar dolar AS sedangkan saat ini perusahaan milik negara maupun sektor swasta Indonesia baru menyediakan komitmen dana sekitar 200 miliar dolar AS.
"Kami mengundang negara-negara sahabat utamanya dari Turki pada kesempatan ini untuk bergabung dalam pengembangan ekonomi di Indonesia," ujar Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara yang juga dihadiri oleh Presiden Turki Abdullah Gul tersebut.
Sebaliknya, Presiden juga meminta para pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Turki sebagai negara pintu gerbang menuju pasar Uni Eropa.
"Peran Turki dengan kapasitas dan kemajuan yang dimiliki untuk pengembangan ekonomi di Eropa dan dunia semakin besar dengan prospek yang semakin baik. Investor dari Indonesia untuk diajak bersama-sama untuk ikut mengembangkan usaha atau bisnis di Turki, dengan demikian akan tumbuh berkembang ekonomi di Turki dan Indonesia dengan kemitraan dan kerjasama yang baik," tuturnya.
Sementara itu Presiden Gul dalam pidatonya menyampaikan potensi kerjasama yang masih belum tergali antara Indonesia dan Turki sebagai sesama negara anggota kelompok G20 yang memiliki PDB gabungan sebesar 1,5 triliun dolar AS.
Bahkan, menurut dia, jumlah investasi Turki di Indonesia mencapai 70 juta dolar AS namun sebaliknya nilai investasi Indonesia di Turki hanya 600 ribu dolar AS.
Demikian juga dengan kerjasama bidang pariwisata yang menurut dia masih bisa dikembangkan.
"Indonesia sangat populer di Turki, namun hanya ada 23 ribu turis Indonesia yang datang ke Turki. Bandingkan dengan 40 juta orang Jerman dan 30 juta orang Inggris yang datang setiap tahun sebagai turis ke Turki," tutur Gul.
Presiden Gul menyatakan terbuka kerjasama luas di berbagai bidang di antara kedua negara dengan daya beli serta penduduk dinamis yang sebagian besar terdiri atas usia produktif.
Dalam pidatonya, Presiden Gul yang pernah datang ke Jakarta sebagai akademisi apada era 80an serta menteri luar negeri pada 1990an memuji perkembangan ekonomi Indonesia yang pesat.
Ia juga memuji stabilitas yang bisa dijaga oleh Indonesia sebagai negara yang amat majemuk.(*)
(T.D013*P008/S025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011