Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo resmi melantik Letjen TNI Dudung Abdurachman sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Dudung menjabat sebagai Kasad untuk menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang menjabat sebagai Panglima TNI.

Pelantikan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107 TNI tahun 2021 tentang "Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Staf Angkatan Darat" yang ditetapkan pada 17 November 2021.


"Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bhakti saya kepada bangsa dan negara," kata Dudung saat mengucapkan sumpah jabatan yang dibimbing Presiden Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden.

"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Bahwa saya, akan menjunjung tinggi sumpah prajurit," lanjut Dudung.

Dudung pun langsung naik pangkat menjadi bintang empat atau jenderal TNI. Hal itu sesuai dengan Keppres No 108 TNI Tahun 2021 tentang kenaikan pangkat dalam golongan perwira tinggi TNI.

"Menaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi kepada Letjen TNI Dudung Abdurachman," kata Sekretaris Militer Presiden Marsekal Muda TNI M Tonny Harjono saat membacakan Keppres tersebut.

Sebelumnya, Dudung menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada 25 Mei 2021, menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono yang menjabat Kasum TNI.

Pria yang dilahirkan di Bandung pada 19 November 1965 itu merupakan putra dari pasangan Nasuha dan Nasyati PNS di lingkungan Bekangdam VI/Siliwangi.

Baca juga: Presiden Jokowi lantik Dudung Abdurachman sebagai Kasad

Dikutip dari Wikipedia, Dudung Abdurachman ternyata masih memiliki darah Cirebon keturunan Sunan Gunung Jati dari P. Sumbu Mangkurat Sari/Pangeran Trusmi (Syarif Wilayatullah) dari jalur putra "Pangeran Syeikh Pasiraga" Depok, Cirebon dari jalur cicitnya yang bernama Kuwu Muharom Wira Subrata Kepuh.

Dia berhasil menjadi lulusan Akademi Militer (Akmil) 1988 dari kecabangan Infanteri, sesuai dengan cita-citanya. Kiprah awalnya di dunia militer dengan menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas (‪2004-2006‬) dan Dandim 0418/Palembang (‪2006-2008‬) di Sumatera Selatan, berpangkat letnan kolonel.

Kemudian, pada 2010 Dudung dipercaya untuk mengemban jabatan Aspers Kasdam VII/Wirabuana selama satu tahun, dan menjabat sebagai Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) II/Sriwijaya (2011—2012).


Suami dari Rahma Setyaningsih ini pun dipromosikan untuk menjabat Dandenma Mabes TNI pada 2015. Kariernya pun terus merangkak naik, Dudung kembali dipromosikan untuk menjabat sebagai Wakil Gubernur Akmil pada (‪2015-2016‬) berpangkat Brigadir Jenderal. Kemudian, Dudung dipercaya menjabat staf khusus Kasad dan Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Kasad.

Pada ‪2018-2020‬, Dudung dipercaya menjabat Gubernur Akmil dan kariernya terus melejit dengan menjabat sebagai Pangdam Jaya/Jayakarta pada 27 Juli 2020 berpangkat mayor jenderal. Nama Dudung pun semakin terkenal, setelah Dudung memerintahkan pasukannya untuk menurunkan baliho dukungan terhadap pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab di sejumlah titik di Jakarta.

Bahkan, pria yang memiliki tiga orang anak ini pun mengancam akan membubarkan FPI saat organisasi kemasyarakatan tersebut menimbulkan polemik karena menyebabkan kerumunan saat pandemi COVID-19.

"Kalau perlu, FPI bubarkan saja ! Kok mereka yang atur. Suka atur-atur sendiri," kata Dudung usai Apel Kesiagaan Pasukan Bencana di Jakarta, Jumat (20/11/2020).

Perwira tinggi itu menyampaikan perintah kepada anggota Kodam Jaya untuk menertibkan spanduk dan baliho ajakan provokatif.

"Itu perintah saya, berapa kali Satpol PP turunkan dinaikkan lagi. Jadi, siapa pun di Republik ini. Ini negara hukum harus taat hukum. Kalau pasang baliho, jelas aturan bayar pajak, tempat ditentukan. Jangan seenak sendiri, seakan-akan dia paling benar," tegas Dudung kala itu.

Dudung, kemudian diangkat menjadi Pangkostrad pada 25 Mei 2021. Tak sampai enam bulan, Dudung akan dilantik menjadi Kasad menggantikan Jenderal Andika yang jadi Panglima TNI.

Tanda jasa yang pernah diperoleh Dudung, yakni Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (2003), Satyalancana Kesetiaan XXIV, Satyalancana Kesetiaan XVI, Satyalancana Kesetiaan VIII.

Dudung juga telah banyak menerima brevet, antara lain, Brevet Cakra Kostrad, Brevet Intai Tempur, Brevet Para Raider, Brevet Airborne, Brevet Airassault Brevet Junior Officer Combat Instructor Course – Indonesia (Jocit-1).

Baca juga: Pangkostrad dan 29 Pati TNI naik pangkat

Layak

Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, berpendapat Letjen TNI Dudung Abdurachman layak untuk menjabat sebagai Kasad.


Dudung, kata Susaningtyas, seorang Perwira Tinggi (Pati) TNI yang memiliki kemampuan baik dalam menghadapi peperangan hibrida.

"Letjen Dudung mampu membaca ancaman baik radikalisme maupun separatisme," kata wanita yang biasa disapa Nuning ini.

Secara ideal, Kasad diharapkan memiliki kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal dan pengetahuan intelijen serta cukup memahami perkembangan tekhnologi pertahanan baru, termasuk Siber.

"Membangun TNI yang mampu melaksanakan interoperabilitas dan kualitas prajurit TNI dalam hadapi perang Siber juga harus ditingkatkan untuk mengawaki teknologi militer terkini, seperti pemanfaatan Unmanned System baik berupa robot maupun 'artificial intelligent', dan 'cyber defense'," kata Nuning.

Selain itu, Kasad juga mampu melihat perkembangan lingkungan strategis pada tataran global dan regional serta meningkatkan fungsi diplomasi pertahanan di tingkat internasional.

Nuning menambahkan, sebagai Kasad, Dudung harus piawai menyesuaikan rencana strategisnya dengan visi misi Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang baru dilantik oleh Presiden Jokowi.

"Siap menerapkan TNI adalah kita, sehingga TNI AD menjadi institusi yang bisa turut menyelesaikan masalah radikalisme dan separatisme dengan cara yang tidak berlakukan metode militeristik penuh, piawai dalam komunikasi antar budaya serta memiliki kemampuan kognitif yang bagus," ucapnya.

Baca juga: Presiden akan lantik Dudung sebagai KSAD

Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021