Shenzhen, China--(ANTARA/Business Wire)- Media vaping terkemuka China, Bluehole New Consumption, hari ini menerbitkan tulisan tentang advokasi global untuk pengurangan dampak buruk tembakau sebelum WHO FCTC COP9, sementara atomisasi menawarkan prospek yang menjanjikan di bidang perawatan kesehatan dan bidang lainnya.
Di bawah ini adalah artikel lengkapnya dalam bahasa Inggris:
Sesi Kesembilan Konferensi Para Pihak/Conference of the Parties (COP9) untuk Konvensi Kerangka Pengendalian Tembakau/Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) World Health Organization (WHO) berlangsung pada 8-13 November 2021. Selama konferensi tersebut, para delegasi memperdebatkan langkah-langkah untuk mengurangi kematian dan penyakit akibat merokok.
Menurut pengumuman sebelumnya dari Sekretariat FCTC, dalam COP tahun ini (COP9), bukti tentang produk vaping dan panaskan-bukan-bakar (heat-not-burn) akan dipresentasikan kepada Para Pihak, namun, tidak ada keputusan yang akan dibuat hingga COP10 pada tahun 2023.
FCTC WHO adalah perjanjian yang mengikat secara hukum yang mengharuskan negara-negara anggota — atau Para Pihak — menerapkan langkah-langkahnya sebagai seruan atas peraturan yang lebih ketat tentang pemasaran tembakau dan peningkatan pajak produk tembakau, dalam upaya untuk mengurangi penggunaan tembakau dan paparan asap tembakau dari sisi permintaan maupun pasokan.
Faktanya, WHO pernah mengakui pada tahun 2020, “menggantikan sistem pengiriman nikotin dan non-nikotin elektronik (EN&NNDS) sepenuhnya untuk rokok tembakau bakar mengurangi paparan pengguna terhadap banyak racun dan karsinogen yang terdapat dalam rokok tembakau bakar.”
Namun, dalam praktiknya, WHO telah menolak produk dengan risiko rendah, seperti rokok elektrik, sebagai strategi dunia nyata untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Sebaliknya, FCTC WHO mendesak Para Pihak untuk mengenakan pajak yang tinggi dan larangan atas semua produk tembakau, tak peduli produk bakar atau non-bakar. WHO tetap meragukan rokok elektrik dan produk berisiko rendah lainnya, dengan menganggapnya sebagai alat industri untuk membuat konsumen ketagihan nikotin.
Pada Juli 2021, WHO merilis laporan tentang epidemi tembakau global 2021. Ini adalah pertama kalinya organisasi tersebut menyajikan data tentang sistem pengiriman nikotin elektronik (ENDS) dan berpendapat bahwa ENDS perlu diatur.
Selain itu, COP9 FCTC WHO mengangkat lebih banyak kekhawatiran global atas pedoman peraturan yang bias, yang akan merusak potensi vaping untuk memberi manfaat bagi kesehatan masyarakat, menunjukkan langkah mundur untuk kesehatan masyarakat global. Misalnya, di AS, penjualan rokok naik pada tahun 2020 untuk pertama kalinya dalam dua dekade. Pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa pemungutan suara Demokrat di DPR tentang pajak vaping tanpa kenaikan pajak rokok akan mendorong para pengisap vape kembali ke tembakau bakar yang lebih berbahaya.
Sebanyak 100 orang spesialis ilmu, kebijakan dan praktik nikotin dari seantero dunia juga telah menandatangani surat kepada Para Pihak FCTC untuk mendorong WHO mempromosikan dimasukkannya pengurangan dampak buruk tembakau ke dalam FCTC. Surat ini berpendapat bahwa “rokok elektrik adalah pendorong berhenti merokok dan pengurangan dampak buruk tembakau menghadirkan peluang kesehatan masyarakat yang signifikan”.
Kamar Dagang Inggris Filipina (BCCP) juga telah mendorong pemerintah Filipina untuk bergabung dengan Inggris dalam menerima pendekatan berbasis sains dalam memerangi masalah merokok menjelang COP9 FCTC WHO.
Sebagai advokat Pengurangan Dampak Buruk Tembakau, pemerintah Inggris baru-baru ini mengumumkan rencananya mengintegrasikan rokok elektrik berlisensi medis ke dalam resep NHS guna mengurangi tingkat merokok. Sejak 2014, Public Health England (PHE) telah mengeluarkan serangkaian laporan tentang bukti terbaru efek produk vaping pada penghentian merokok. Badan tersebut juga menyimpulkan bahwa rokok elektrik sekitar 95% kurang berbahaya daripada tembakau bakar.
Adopsi global produk-produk berisiko rendah, termasuk rokok elektrik, untuk kepentingan kesehatan masyarakat, tak dapat dihindari. Regulator kesehatan global harus memanfaatkan “satu-satunya peluang kesehatan masyarakat terbesar”, demikian Profesor David Abrams dari New York University.
Selain itu, para pelaku industri vaping juga secara proaktif mengeksplorasi penerapan teknologi atomisasi di bidang kesehatan dan bidang lainnya, dengan bertransformasi menjadi bisnis kesehatan dan kebugaran atomisasi yang lebih luas. Misalnya, anak perusahaan bioteknologi British America Tobacco di AS sedang menggarap vaksin potensial untuk COVID-19 sementara Philip Morris telah mengakuisisi perusahaan obat hirup OtiTopic dan pembuat inhaler asma Vectura. Berkomitmen untuk membangun platform teknologi atomisasi terkemuka di dunia, SMOORE, produsen vaping terbesar di dunia, juga akan meluncurkan teknologi kesehatan dan kecantikan teratomisasi pada awal Desember.
Untuk membaca artikel aslinya, silakan kunjungi: https://www.bluehole.com.cn/news/detail/47508
Baca versi aslinya di businesswire.com: https://www.businesswire.com/news/home/20211116006457/en/
Kontak
Frankie Chen
(86)13530848319
Sumber: Bluehole New Consumption
Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021