Jakarta (ANTARA) - Fabio Quartararo berhasil! Dia membuat sejarah sebagai pebalap pertama Prancis yang menjuarai kejuaraan dunia MotoGP dan mengakhiri tujuh musim puasa gelar bagi Yamaha di Sirkuit Misano, Italia.

Quartararo mengunci gelar juara dunia MotoGP musim ini setelah rival terdekatnya Francesco Bagnaia dari tim Ducati terjatuh saat memimpin Grand Prix Emilia Romagna dengan lima lap tersisa.

Dengan lima kemenangan dan lima podium, serta selalu finis dengan poin, kecuali GP Algarve, Quartararo menyematkan namanya dalam "Championship Tower" yang merupakan trofi yang terdiri dari plakat bertuliskan nama-nama juara dunia kelas premier.

Dalam usia 22 tahun 187 hari, pebalap kelahiran Nice itu menggeser Valentino Rossi sebagai pebalap termuda kedua yang menjadi juara dunia pada era MotoGP setelah Marc Marquez yang merebut titel pertamanya dalam usia 20 tahun 266 hari.

Melihat perjalanan sang pebalap, Quartararo membuka musim lalu dengan dua kemenangan sebelum meredup. Musim ini dia cepat panas kembali dengan memenangi balapan kedua dan ketiga dan kali ini mempertahankan keunggulannya dalam klasemen dengan mulus dan terkendali seperti gaya membalapnya.

Kecuali di Barcelona di mana dia mendapat penalti tiga detik karena mengakhiri balapan dengan ritsleting baju balap yang terbuka, dia tak mendapat gangguan berarti.

Ketika lengan kanannya mengalami cedera di Jerez ketika memimpin lomba, dia melorot ke P13. Quartararo kemudian menjalani bedah 'arm pump' dan bangkit.

Dia kembali 13 hari kemudian setelah operasi untuk finis ketiga di Le Mans. Dia menang di Mugello dua pekan berselang.

Ketika Francesco Bagnaia mulai menunjukkan kekuatan Ducatinya untuk memenangkan dua balapan secara beruntun, Quartararo menjaga perolehan poinnya.

Kemudian setelah Marc Marquez tampil dominan menjuarai GP Amerika Serikat di Austin pada Oktober, meninggalkan lawan-lawannya, Quartararo cukup puas bisa lebih cepat dari pebalap lainnya, finis runner-up di sirkuit yang dia tidak sukai dan menjaga jarak aman di puncak klasemen.

Setelah unggul 52 poin, Quartararo semakin mantap untuk segera mengunci gelar juara dunia ketika tiba di Misano. Dan ia mewujudkan itu.


Rivalitas dan kematangan

Tahun ini Quartararo menunjukkan kedewasaan mentalnya setelah konsultasi dengan psikolog membantunya tetap tenang saat-saat sulit.

Tidak seperti sebelumnya, ketika mendapati motornya tak kencang, Quartararo hanya bisa marah-marah di garasi. Namun tahun ini, dia lebih dapat menjelaskan masalah yang dialaminya di trek kepada para mekanik yang kemudian membantunya menemukan solusi.

"Bahkan di saat-saat sulit saya merasa senang," kata Quartararo. "Itu hal paling penting di dalam hidup. Di saat-saat tersebut, meski tidak mendapatkan hasil yang saya inginkan, saya melakukan pekerjaan yang selalu saya impikan."

Quartararo juga mengakui motor Yamaha YZR-M1 tahun ini tidak jauh lebih baik dari tahun lalu. "Tapi saya menemukan perasaan yang membuat saya melaju lebih cepat," kata dia.

Sementara itu Bagnaia tidak meratapi nasib setelah kehilangan peluang memenangkan gelar MotoGP tahun ini karena dia melihat hal-hal positif dari musim 2021.

Melihat penampilan sang pebalap pada musim 2020, tak banyak yang menjagokan Bagnaia menjuarai balapan sekalipun pindah ke tim pabrikan Ducati.

Justru rekan satu timnya, Jack Miller yang digadang-gadangkan menjadi kandidat kuat mengingat pengalamannya.

Namun saat musim 2021 berjalan, anak didik Valentino Rossi itu menunjukkan konsistensi dan kecepatan ketika Johann Zarco membuang sejumlah peluang.

Poin yang dikumpulkan Quartararo sejak awal musim memberinya keunggulan meski Bagnaia mulai memenangkan balapan dan langganan naik podium.

Meski tersingkir dari perebutan gelar setelah terjatuh di Misano, Bagnaia melihat gambaran besar dari tahun ini yang membantu dia melihat nuansa dan memahami lebih baik motor Ducati yang akan berguna musim depan.

"Saya senang dengan pekerjaan yang dilakukan tahun ini, kami membuat kemajuan yang sangat besar... saya selalu berada di top 3," kata Bagnaia kepada MotoGP.com.

"Tahun ini tujuan saya bukanlah titel atau untuk tim karena saya datang ke tim pabrikan ini tanpa memenangi balapan satupun, tanpa pertarungan atau apapun karena saya finis peringkat ke-16 tahun lalu."

"Tahun ini saya belajar banyak, saya jauh lebih baik, dan saya tumbuh lebih baik. Untuk tahun depan, saya rasa, semua balapan tahun ini menjadi dasar yang sangat baik untuk tahun depan."

"Saya yakin tahun depan motor kami akan luar biasa, lebih dari ini, yang sudah sangat baik. Dan saya akan lebih siap untuk kejuaraan ini."

Sementara itu, Miller akan harus menemukan 'bagian yang hilang' apabila ingin menjuarai musim depan.

Pasalnya, sang pebalap Australia musim ini menang hanya dua kali dalam seri ke-4 dan ke-5 serta mengoleksi tiga tambahan podium saja.

"Dia sangat cepat, tidak diragukan itu, dan memiliki pengendalian motor yang sangat baik, seperti yang kita lihat di setiap balapan basah," kata legenda MotoGP Mick Doohan soal kompatriot senegaranya.

"Saya tidak tahu apakah dari sisi mental atau apa, tapi dia pastinya memiliki kemampuan memenangi gelar juara dunia, ini hanya soal menyatukan itu semua."


Wajah grid 2022

Untuk menahan gempuran Ducati tahun depan, Yamaha juga akan berharap Franco Morbidelli pulih sepenuhnya dari cedera lutut yang dialaminya setelah runner-up 2020 itu dipromosikan ke tim pabrikan menjadi tandem Quartararo lagi.

Cedera juga menghantui kubu tim Repsol Honda setelah jagoan mereka Marc Marquez melewatkan dua seri penutup musim setelah terjatuh ketika latihan.

Juara dunia delapan kali itu divonis dokter mengalami diplopia atau penglihatan ganda setelah kecelakaan saat berlatih menggunakan motor offroad.

Pebalap Spanyol itu menjalani satu tahun setengah yang berat setelah patah lengan kanan di GP Spanyol Juli tahun lalu dan terpaksa melewatkan musim 2020.

Kembali mengaspal tahun ini mulai seri ketiga di Portugal pada April, Marquez kewalahan dengan kekuatan lengan kanannya, namun masih mampu memenangi tiga balapan dan menutup musim sebagai pebalap Honda terbaik.

Alberto Puig harus kembali diuji kesabarannya menanti kesembuhan sang pebalap ketika musim 2022 sudah di depan mata.

Pada saat Quartararo dan Bagnaia masih favorit perebutan gelar tahun depan, grid MotoGP 2022 akan kedatangan lima debutan seperti Remy Gardner yang baru saja mengunci gelar juara dunia Moto2 dan rekan satu timnya Raul Fernandez.

Garnder dan Fernandez dipromosikan KTM naik kelas premier membela tim Tech3 mereka.

Kemudian anak didik Rossi, Marco Bezzecchi akan menjadi tandem Luca Marini di tim VR46 milik sang mentor yang akan debut dalam MotoGP sebagai tim satelit Ducati.

Darryn Binder dari Moto3 meloncat langsung ke MotoGP bersama tim RNF Yamaha sebagai rekan Andrea Dovizioso dan Fabio di Giannantonio dipinang tim Gresini Racing sebagai tandem Enea Bastianini.

Di tengah serbuan pebalap muda, pemain lama seperti juara dunia 2020 Joan Mir dan Alex Rins akan berharap Suzuki memperbaiki "one-lap pace" mereka untuk menandingi motor-motor tim rival.

Demikian pula KTM harus mampu memberi motor yang lebih kompetitif bagi Brad Binder dan Miguel Oliveira yang masing-masing meraih satu kemenangan musim ini. Jangan lupakan pula Aleix Espargaro dan Maverick Vinales yang dapat memberi kejutan di atas motor Aprilia.


Siapa penerus Valentino Rossi?

Tahun depan fan MotoGP juga tak akan menyaksikan Valentino Rossi beraksi di trek setelah pebalap legendaris Italia itu menutup karier di Grand Prix Valencia.

Pebalap berusia 42 tahun itu memiliki sembilan gelar juara dunia dalam tiga kategori dan menutup kariernya dengan finis P10 di Grand Prix Valencia yang menjadi balapan ke-432 baginya sejak debut pada 1996.

Ribuan bendera dengan inisial dan angka balap Rossi VR46 dikibarkan di sepanjang sirkuit Ricardo Tormo untuk memberi salam perpisahan kepada pebalap tersukses di MotoGP itu.

Akan perlu waktu menemukan pebalap yang memiliki karisma dan ketrampilan menghibur seperti yang dimiliki The Doctor yang memiliki andil besar mempopulerkan MotoGP dalam dua dekade terakhir ini.

Nama Rossi akan menghiasi MotoGP tahun depan lewat tim VR46 di Moto2 dan MotoGP, ditambah para pebalap gemblengannya di Akademi VR46 yang turun di berbagai kelas.

"Saya pendukung terbesar dari para pebalap kami dan tahun depan kami akan mendapati empat pebalap di MotoGP," kata Rossi.

"Franco dan Pecco dengan tim pabrikan Yamaha dan Ducati. Serta Luca dan Bez di tim kami.

"Saya rasa Pecco juga Franco dapat bertarung untuk gelar tahun depan dan saya harap di antara keduanya muncul superstar baru MotoGP."

Copyright © ANTARA 2021