"Kediri ini punya potensi besar untuk tanaman hias. Kami adakan pelatihan teknis cara mengirim barang, packing (mengemas), daftar nomor ekspor, itu kami fasilitasi," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kediri Anang Widodo di Kediri, Rabu.
Pihaknya mengungkapkan merangkul para pembudidaya dari kalangan yang masih muda. Hal ini salah satunya untuk yang sudah berumur dimungkinkan akan kesulitan mengurus manajemen. Dengan menggandeng yang muda, tentunya diharapkan ada multiplier effect (efek berganda) termasuk kepada yang sudah berumur.
Ia juga menambahkan, aturan terkait dengan karantina di setiap negara tujuan juga selalu berbeda bahkan sering berubah. Untuk itu, diharapkan pembudidaya yang merambah pasar ekspor juga sering memperbarui informasi untuk karantina di negara tujuan, sehingga meminimalisir penolakan barang.
"Sebenarya kualitas tanaman itu bagaimana soal perawatan dan tidak ada masalah. Tapi, teman-teman (pembudidaya) bisa update karantina di negara tujuan. Kalau izin bisa kami bantu. Update terus," ujar dia.
Pemkab juga sudah dialog dengan asosiasi komoditas tanaman hias di Kabupaten Kediri, misalnya Anggrek, Aroid, Anthurium dan sebagainya. Ada sekitar sembilan eksportir di Kediri.
Pihaknya berharap ke depan akan semakin banyak asosiasi komoditas tanaman hias yang diekspor sehingga tingkat kesejahteraan pun juga meningkat termasuk bisa merekrut lebih banyak lagi tenaga kerja.
Ekspor tanaman hias di Kediri raya, meningkat hingga Oktober 2021 mencapi 15.338 kali pengiriman dengan nilai sebesar Rp11,9 miliar ketimbang pengiriman pada 2019 yang hanya 13 kali pengiriman dengan nilai Rp13 juta dan 2020 yang hanya 2.772 kali pengiriman dengan nilai Rp2,3 miliar. Peningkatan itu justru terjadi saat pandemi COVID-19.
Kepala Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi saat di Kediri mengemukakan capaian ini sangat luar biasa. Secara nilai terus mengalami kenaikan, bahkan di masa pandemi COVID-19 ini.
Ia mengatakan, potensi pengiriman tanaman hias dari Jawa Timur khususnya Kediri raya ini masih sangat besar. Hal itu terbukti dari jumlah pengiriman yang terus tinggi.
"Potensinya luar biasa, namun kalau dari nilai masih jauh dari kekuatan ekonomi negara dunia segitu terlalu kecil yang dikeluarkan untuk tanaman hias. Perlu dorongan untuk perkuat ini, jangan sampai dilepaskan begitu saja," katanya.
Pihaknya juga selalu mendampingi bagi eksportir maupun pembudidaya yang merambah pasar ekspor untuk tanaman hias. Salah satunya adalah terkait dengan persyaratan administrasi. (*)
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021