International Cultural Evening sebagai bagian dari acara tahunan World Week di University of Sheffield merupakan anjang unjuk kesenian mahasiswa internasional di University of Sheffield, demikian Ketua Indonesian Society (Indosoc) Sheffield Monika Lestari Paramita kepada Antara London, Selasa.
Ajang pertunjukan pentas seni dari mahasiswa internasional yang mayoritas bersekolah di University of Sheffield dan Sheffield Hallam University ini berhasil menyihir penonton dan para juri.
Anggota Indonesian Society (Indosoc) Sheffield yang diketuai Monika Lestari Paramita dengan 17 anggota menampilan kesenian Indonesia berupa pertunjukan alat musik tradisional Jawa Barat, Angklung dan peragaan busana berbagai daerah Indonesia.
Acara yang berlangsung selama empat jam ini dibuka dengan alunan angklung yang memukau dengan sambutan yang luar biasa dari penonton dan juga panitia.
Dita Sardjono, memimpin pertunjukan angklung, berhasil mengemas alunan nada musik dari bambu menjadi notasi indah lagu Edelweiss dan Waltzing Mathilda.
SekJen Indosoc Sheffield, Therene Roteno, mengatakan seluruh pelajar yang terdiri dari mahasiswa Master dan PhD dan para keluarga berupaya tampil dengan kekompakan yang membuat hubungan kekeluargaan semakin kuat.
Tiga mahasiswi di University of Sheffield, Nyssa Sylvania Hasan, Therene Roteno, dan Shelly Greta Manurung tampil memukau pengunjung dengan langkah anggun dan pakaian kebaya modern dan tradisional Jawa Tengah yang dikenakan mereka.
Mereka mengakui merasa bangga dapat memperkenalkan busana khas Indonesia. "Banyak peserta fashion show lainnya menyanjung busana yang dikenakan, bahkan ada yang kaget ketika tahu masih banyak pakaian khas Indonesia lain dengan keunikannya."
Atase Pendidikan KBRI London, Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman, merasa bangga dengan anggota pertunjukkan warga Indosoc yang walaupun jumlahnya sedikit, namun mampu menunjukkan kebudaya seni Indonesia.
Sayangnya, sedikitnya jumlah mahasiswa Indonesia di Sheffield University, tidak memungkinkan untuk berkompetisi dengan partisipan dari himpunan mahasiswa negara lain, seperti dari Cina, Malaysia dan Singapora, Sri Lanka, Pakistan, India, Romania, Kazakhstan, dan Mediterania.
Seandainya jumlah mahasiswa Indonesia cukup untuk bisa berkompetisi, maka akan ada peluang Indosoc untuk bisa menang dalam acara yang dikompetisikan ini. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011