Mamuju (ANTARA News) - Kecamatan Sampaga yang berada sekitar 50 kilometer dari Kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat rawan tenggelam akibat pembangunan PLTA Karama yang akan dilaksanakan investor China atas restu Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh.
"Dewan mengkhawatirkan Kecamatan Sampaga yang memiliki penduduk puluhan ribu jiwa akan tenggelam jika pembangunan PLTA Karama yang akan dibangun investor China dengan kekuatan sekitar 600 megawatt segera direalisasikan," kata anggota DPRD Sulbar, Kalvin Kalambo di Mamuju, Senin.
Ia mengatakan, ketika banjir kecil melanda sungai Karama yang akan menjadi sumber pembangkit energi listrik PLTA Karama terjadi akibat curah hujan tinggi, maka satu Kecamatan Sampaga yang berada di muara sungai Karama akan Terendam banjir.
"Banjir akan mencapai satu meter dan merendam rumah penduduk ketika banjir kecil itu datang karena meluapnya sungai Karama, selain itu akan memutus jalur trans sulawesi yang melintas di wilayah Kecamatan Sampaga menghubungkan Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara,"katanya.
Oleh karena itu menurut dia, DPRD Sulbar sangat mengkhawatirkan kalau PLTA Karama dibangun investor China atas persetujuan Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, dengan menggunakan dana sekitar Rp12 triliun benar-benar direalisasikan, karena akan mengorbankan warga dan pemukimannya di Kecamatan Sampaga, karena akan ditenggelamkan banjir.
"Bukan hanya banjir kecil yang akan melanda Kecamatan Sampaga seperti selama ini terjadi, tetapi banjir besar berupa banjir bandang yang dapat menenggelamkan Kecamatan Sampaga juga akan terjadi ketika PLTA Karama dibangun, karena dengan dibangunnya PLTA tersebut maka sungai akan dikeruk dan diperlebar,"katanya.
"Bayangkan saja ketika sungai Karama dikeruk dan diperlebar maka debit dan volume air akan bertambah, ketika itu terjadi maka bukan saja dapat merendam pemukiman penduduk di Kecamatan Sampaga, tetapi juga dapat merubah kecamatan Sampaga menjadi lautan,"katanya lagi.
Sehingga ia meminta agar pembangunan PLTA Karama dapat ditinjau ulang karena dampaknya akan dirasakan cukup besar dan dapat merugikan dan mengorbankan masyarakat yang ada di Kecamatan Sampaga.
"Dengan dibangunnya PLTA Karama maka sekitar 9000 jiwa KK warga Kecamatan Bonehau yang bermukim dibantaran sungai Karama selama ini, juga akan terkena dampaknya karena akan direlokasi investor China untuk membangun PLTA tersebut, ini juga merupakan dampak yang pantas untuk dikalkulasi kembali,"katanya.
Ia berharap Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh yang dinilai paling ambisius membangun PLTA Karama dapat kembali berpikir bijak untuk membangun PLTA Karama karena akan berdampak bagi masyarakat di dua Kecamatan yakni Kecamatan Bonehau dan Sampaga.
"Jangan terburu-buru melaksanakan proyek tersebut, karena bisa jadi proyek PLTA akan menjadi proyek gila ketika pemerintah tidak menghitung dampak yang akan dialami masyarakat di dua kecamatan tersebut, pemerintah harus berpikir bijak nasib masyarakat di dua kecamatan itu sebelum membangun PLTA Karama," katanya. (MFH/A020/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011