Kabul (ANTARA News) - Serangan bom bunuh diri Senin mengguncang ibukota provinsi Helmand, Afghanistan, yang tanggung jawab keamanannya akan diserahkan kepada orang-orang Afghanistan oleh NATO pada Juli, kata seorang pejabat.
Pemerintah daerah di Laskhar Gah mengatakan, ledakan bunuh diri yang dilakukan satu penyerang melukai tiga orang, sementara polisi menembak mati satu penyerang lagi di kota wilayah selatan itu, dimana pemberontakan Taliban merenggut jiwa paling banyak.
"Seorang penyerang bunuh diri meledakkan bom di luar gedung pengadilan di Lashkar Gah. Seorang penyerang lagi tergeletak di sana, ia telah ditembak oleh polisi. Ia tewas," kata Daud Ahmadi, seorang juru bicara pemerintah provinsi itu, kepada AFP.
Satu polisi dan dua warga sipil cedera "ringan", tambah juru bicara itu.
Zemarai Bashary, seorang juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan kepada televisi Tolo News, orang-orang itu juga bersenjatakan senapan dan berniat menyerang sebuah kantor pemerintah.
Lashkar Gah termasuk diantara tujuh kota dan provinsi dimana pasukan Afghanistan akan mengambil alih kendali keamanan dari pasukan NATO pimpinan AS pada Juli mendatang.
Penyerahan itu merupakan bagian dari sebuah proses dimana pasukan keamanan Afghanistan akan mengambil alih seluruh tangung jawab keamanan dari pasukan NATO pada 2014, sehingga pasukan asing itu bisa ditarik dari negara tersebut.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya meningkatkan serangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalam perang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-Uni Sovyet.
Saat ini terdapat lebih dari 150.000 prajurit yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi gerilyawan Taliban.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011