Jerusalem (ANTARA News) - Dewan kota Jerusalem Senin menyetujui pembangunan 942 rumah baru di Gilo, lingkungan permukiman di sektor timur kota itu yang sebagian besar penduduknya orang Arab, kata seorang anggota dewan kota.

Elisha Peleg, anggota dewan kota dari partai sayap kanan Likud, menegaskan, pembangunan baru di Gilo, dekat kota Bethlehem di Tepi Barat itu telah disetujui pada satu sidang dewan perencanaan distrik pada siang hari.

"Tentu saja kami menyetujuinya, itu baru langkah pertama," katanya. Ia menambahkan pembangunan rumah baru itu disetujui dengan lima anggota dewan mendukung dan satu menentang.

Dewan kota itu mengatakan proyek tersebut merupakan tambahan bagi pembangunan sebelumnya lebih dari 900 rumah baru di Gilo yang disetujui pada November 2009, yang menimbulkan kecaman cepat dari Washington, dan menyampaikan "kecemasan" karena tindakan itu, demikian AFP melaporkan.

Keputusan terakhir itu terjadi sehari sebelum pertemuan tingkat tinggi di Gedung Putih antara Presiden Israel Shimon Peres dan Presiden AS Barack Obama.

Gilo terletak di Jerusalem timur yang sebagian besar warganya orang Arab, yang Israel rebut bersama dengan Tepi Barat dari Jordania dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian dicaplok dalam tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.

Israel mengangap kedua bagian Kota Suci itu sebagai ibu kotanya yang "kekal dan tak dapat dibagi", dan tidak menganggap pembangunan di Jerusalem timur sebagai kegiatan permukiman.

Palestina, bagaimanapun, menginginkan Jerusalem timur sebagai ibu kota negara mereka pada masa depan, dan menentang dengan keras setiap tindakan untuk memperluas kekuasaan Israel di wilayah itu.

Sekitar 180.000 orang Israel tinggal di Jerusalem timur bersama dengan hampir 270.000 warga Palestna.

Pada Jumat organisasi pengawas permukiman Israel Peace Now mengatakan bahwa seorang tuan tanah Israel berusaha untuk menjual beberapa kapling tanah untuk 30 rumah di lingkungan lainnya di Jerusalem yang sebagian besar warganya orang Palestina, tempat 117 keluarga pemukim telah tinggal.

Masyarakat internasional telah berulang kali minta pada Israel untuk menghindari proyek pembangunan baru di Jerusalem timur.

Pembicaraan damai yang diperantarai AS antara Israel dan Palestina telah macet karena masalah permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem timur yang diduduki Israel.

Palestina meninggalkan pembicaraan damai langsung tiga pekan setelah mereka memulai September lalu ketika Israel menolak memperpanjang pembekuan parsial 10 bulan pembangunan permukimannya di Tepi Barat.

Mereka menolak berunding dengan Israel ketika negara itu membangun di tanah yang mereka inginkan untuk negara Palestina pada masa depan.

Pada Maret 2010, kementerian dalam negeri mengumumkan rencana untuk membangun 1.600 rumah pemukim di Ramat Shlomo, lingkungan Yahudi Ortodok di Jerusalem timur.

Pengumuman itu, yang tiba ketika Wapres AS Joe Biden memgunjungi Israel, telah memicu penentangan keras Amerika dan memasamkan hubungan dengan Washington selama beberapa bulan. (S008/M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011