Mereka pandai memainkan emosi. Mereka tetapkan batas registrasi pukul 20.00 WIB namun setelah itu diundur besok ini membuat emosi. Undangan juga berubah-ubah, ini memancing emosiJakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menegaskan, keberadaan aparat TNI dalam kongres untuk pemilihan Komite Pemilihan dan Komite Banding PSSI di Pekanbaru, Riau, pada 25-26 Maret 2011, bukan bentuk intervensi TNI terhadap pelaksanaan kongres.
"Keterlibatan TNI atas dasar permintaan kepolisian setempat bukan atas instruksi KSAD George Toisutta sebagai salah satu calon ketua umum PSSI," katanya saat membaca jawaban tertulis atas pertanyaan dewan dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, keberadaan aparat TNI sebagai upaya menjaga ketertiban dengan harapan kongres dapat berjalan lancar. "Bukan malah bubar," ujar Agus menegaskan.
Ia menyayangkan adanya pendapat negatif tentang keberadaan personel TNI yang melakukan pengamanan di Kongres PSSI.
"Kehadiran TNI di suatu tempat harapannya dapat memberi ketenangan dan kenyamanan di tengah masyarakat. Tapi kalau responnya malah sebaliknya, perlu kami kaji lagi langkah yang akan kami lakukan," ungkap Agus.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta yang sempat mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI mengatakan, bubarnya pelaksanaan kongres di Pekanbaru, Riau, sebagai bentuk permainan internal PSSI yang pandai menghubungkan pembatalan Kongres PSSI dengan keberadaan TNI.
"Mereka mengatakan kongres PSSI batal dikarenakan Kasad mencalonkan diri. Padahal kalau bicara keamanan harusnya bertanya kepada polisi bukan penyelenggara. Ini permainan yang sangat cerdas dengan pihak ketiga dan PSSI juga," tuturnya.
Menurut George, pengurus PSSI tahu cara memainkan isu kongres PSSI di Pekanbaru.
"Mereka pandai memainkan emosi. Mereka tetapkan batas registrasi pukul 20.00 WIB namun setelah itu diundur besok ini membuat emosi. Undangan juga berubah-ubah, ini memancing emosi. Tukang foto ID Card juga datang pergi sehingga ID Card tidak jelas, ini memancing emosi," keluhnya.
Tentang sejumlah aparat TNI berseragam dinas lapangan lengkap yang mengibarkan bendera Merah Putih, Kasad mengatakan, juga dianggap bagian dari strategi PSSI. Karena pasukan TNI memiliki nasionalisme tinggi.
"Itu kelemahan dari kami. Kelemahan virtual yang mungkin di-setting massa," ujar George.
Meski begitu, pihaknya akan melakukan evaluasi. "Kami sudah membentuk tim untuk mengecek ada pelanggaran. Untuk kasus Pekanbaru tidak ada pelanggaran," ungkapnya.
George juga menegaskan, tidak ada intervensi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pencalonannya sebagai Ketua Umum PSSI. Ia mengatakan pihak-pihak yang menggulirkan tersebut merupakan upaya pembodohan kepada masyarakat luas.
"Jadi kalau ada isu itu, sama saja pembodohan masyarakat, jadi tidak ada presiden manggil, tidak ada," ujar George saat ditemui usai rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Jakarta, Senin (4/4).
George menjelaskan, tidak mungkin Presiden SBY sampai turun langsung mengurusi persoalan sepak bola, sebab hal itu sudah diurus oleh Menteri Pemuda dan Olahraga. "Ngapain presiden ngurus sampai sepak bola sampai ketuanya gila apa kan ada Menpora," katanya.
(R018/Z002)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011