Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan bahwa beberapa kasus pembobolan bank belakangan ini disebabkan lemahnya pengawasan internal terutama oleh para atasan.
"Kami mengakui ada beberapa kelemahan terkait internal proses. Dari hasil pengawasan, pengamatan, ada tidak optimalnya supervisi atasan," kata Halim di Jakarta, Senin.
Selain itu, BI melihat kasus pembobolan bank itu muncul karena adanya kolusi antar pegawai, serta adanya nasabah yang cepat percaya pada pegawai secara berlebihan sehinga merugikan nasabah itu sendiri.
"Perlu aturan di bank dan di BI sendiri. Seperti menetapkan cek dan ricek dalam proses hubungan antar nasabah dengan pegawai bank. Kedua, harus ada batasan maksimal misalnya satu pegawai menangani satu nasabah," katanya.
Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah menambahkan bahwa persoalan pembobolan bank bisa dihindari jika ada internal control yang baik dalam bank itu.
Ia mencontohkan tindakan BNI yang berhasil mencegah upaya pembobolan beberapa bulan lalu yang berpotensi merugikan sekitar Rp4,5 miliar.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Arief Sulistianto mengatakan selama 2010 ada 8 perkara pidana perbankan, dengan 24 tersangka diantaranya 11 pegawai bank dan 13 pihak lain.
(D012/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011