Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan berakhir datar pada perdagangan Selasa, karena optimisme atas pembicaraan AS-China sebagian diimbangi oleh kehati-hatian investor menjelang data penjualan ritel AS yang dapat memberikan tanda-tanda dampak inflasi terhadap belanja konsumen, sementara won melemah dan imbal hasil obligasi acuan naik.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun tipis 0,077 persen atau 2,31 poin menjadi menetap di 2.997,21 poin, menghapus kenaikan awal 0,41 persen. Indeks acuan berakhir 1,04 persen lebih tinggi menjadi 2.999,52 poin pada Senin (15/11).
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics melemah 0,14 persen, sementara rekannya SK Hynix bertambah 0,90 persen. Perusahaan platform Naver dan Kakao masing-masing merosot 1,34 persen dan 1,16 persen.
Fokus investor adalah pada data penjualan ritel AS yang akan dirilis hari ini yang akan memberikan petunjuk lain tentang kesehatan ekonomi terbesar di dunia itu. Diperkirakan penjulan ritel telah meningkat 1,1 persen bulan lalu, menurut jajak pendapat Reuters.
Presiden AS Joe Biden dan timpalannya dari China Xi Jinping mengadakan pembicaraan virtual tiga jam, dengan kedua pemimpin menekankan tanggung jawab mereka kepada dunia untuk menghindari konflik, sementara kantor berita resmi Xinhua menggambarkan pertemuan itu sebagai “terus terang, konstruktif, substantif dan berbuah”.
Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 241,3 miliar won (204,50 juta dolar AS) di papan utama.
Won berakhir pada 1.179,9 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,13 persen lebih rendah dari penutupan hari sebelumnya.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.179,5 per dolar, naik 0,3 persen dari hari sebelumnya, sementara pada perdagangan non-deliverable forward kontrak satu bulannya tercatat pada 1.180,8.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Desember pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,13 poin menjadi 108,53.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 4,5 basis poin menjadi 1,957 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikan acuan naik 3,0 basis poin menjadi 2,329 persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021