Ciamis (ANTARA News) - Masyarakat dan wisatawan di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berhamburan keluar rumah dan hotel berlari ke dataran lebih tinggi menjauhi kawasan pantai, ketika terjadi guncangan gempa berkekuatan 7,1 SR, Senin dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
"Warga dan wisatawan semuanya berhamburan meninggalkan kawasan pantai, mereka tampak panik," kata Asep Udel, petugas Balawisata Pantai Pangandaran, saat dihubungi ANTARA, Senin pagi.
Guncangan gempa dini hari itu terasa cukup kuat di Pangandaran, kawasan objek wisata cagar alam dan pantai di wilayah selatan Jawa Barat.
Asep menyebutkan, wisatawan dan warga yang khawatir akan terjadinya bencana tsunami, langsung berlarian meninggalkan tempat pemondokan, apalagi kawasan Pangandaran pernah dilanda tsunami hebat pada 2006.
Gempa yang terjadi di saat sebagian besar masyarakat terlelap tidur, kata Asep, serempak membuat mereka keluar rumah dan meninggalkan wilayah pantai Pangandaran menuju dataran lebih tinggi dan daerah yang dinilai kawasan aman.
"Masyarakat sebagian berkumpul di Masjid Agung yang berada di bunderan jalan. Pantai seketika sepi, dan hanya petugas yang berpatroli saja meninjau kondisi laut," kata Asep.
Setelah mendapatkan kabar kondisi laut Pangandaran aman dari terjangan tsunami, warga yang sebelumnya panik kembali ke rumahnya masing-masing sekitar pukul 07.00 WIB.
Para wisatawan kembali ke kamar hotelnya masing-masing, sementara masyarakat tampak beraktivitas pagi seperti biasanya.
"Kondisi gelombang laut aman normal, masyarakat sudah kembali lagi ke rumahnya, anak-anak juga sudah berangkat ke sekolah," katanya.
Diperoleh keterangan bahwa gempa dini hari itu berpusat di daerah perairan laut Cilacap, Jawa Tengah.
Sehari sebelum terjadi gempa di kawasan laut Cilacap, kata Asep, angin laut Pantai Pangandaran cukup besar serta gelombang air laut cukup tinggi.
Sementara berdasarkan informasi Badan Meteoreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), disebutkan bahwa pusat gempa berada di laut 293 km barat daya Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
(FPM)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011