Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan saat ini ancaman militer sudah jauh berkurang, namun masih bisa terjadi.

"Sekarang mungkin ancaman militer sudah jauh berkurang, tapi bisa jadi suatu saat terjadi, seperti gejolak yang terjadi di Asia, kemudian juga ada ancaman dalam bentuk lain. Ini semua cuma bisa kita hadapi dengan sinergi dan kerja sama antar elemen bangsa," kata Mahfud saat memberikan keynote speech di acara Seminar Nasional "Serangan Umum di Jogja: Indonesia Masih Ada" secara daring, Selasa.

Menurut dia, eksistensi Indonesia perlu dijaga, dan perlu mematri kebanggaan bahwa Indonesia adalah bangsa yang memproklamirkan sendiri kemerdekaannya, bukan hadiah dari penjajah.

Hal itu salah satunya tercermin dalam Serangan Umum 1 Maret yang diinisiasi Sultan Hamengkubuwono IX di Yogyakarta.

Baca juga: Sultan HB X usulkan 1 Maret menjadi Hari Besar Nasional

Menurut dia, Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah langkah strategis untuk mematahkan argumentasi internasional kala itu, dan efektif membuktikan ke dunia internasional bahwa Indonesia masih ada.

"Ini adalah bentuk kolaborasi masyarakat sipil dan militer, dirancang oleh Sultan Hamengkubuwono IX dan Panglima Jenderal Sudirman, dilaksanakan bersama oleh TNI dan rakyat Yogyakarta," kata mantan menteri Pertahanan ini.

Mahfud menekankan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan sama pentingnya dengan meraih kemerdekaan. Hal ini yang tercermin jelas dalam Serangan Umum 1 Maret, dan mempertahankan kemerdekaan butuh peran serta dan kerja sama.

"Kala itu awal Maret 1949, Sultan mendengar akan diselenggarakan rapat Dewan Keamanan PBB soal Indonesia dan Belanda. Sultan berkirim surat ke Panglima Sudirman untuk melakukan Serangan Umum untuk mengusir Belanda. TNI dan lascar rakyat berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 Jam," kata Mahfud mengutip sejarah.

Baca juga: Paguyuban Wehrkreis III tetap berharap SU 1 Maret diperingati nasional

Mahfud mengungkapkan, meski Serangan Umum 1 Maret hanya 6 jam, namun manfaatnya terasa lebih dari 75 tahun hingga saat ini.

"Serangan itu efektif mematahkan argumentasi Belanda ke dunia internasional bahwa Indonesia sudah tidak ada dan tidak berjalan efektif. Ini merupakan pembuktian ke Internasional bahwa Indonesia masih ada, bahwa Belanda melakukan agresi bukan sekedar aksi polisional semata," papar Mahfud.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Pemda DIY untuk mendukung pengusulan Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi Hari Nasional.

Baca juga: Parade Juang untuk peringati Serangan Oemoem 1 Maret

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021