Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengingatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk bersiap mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga penularan COVID-19.

Angka kasus penularan COVID-19 di berbagai daerah Indonesia mengalami penurunan hingga 99 persen, namun kewaspadaan harus terus ditingkatkan di masa pandemi, kata JK dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

"Indonesia saat ini sudah jauh menurun hingga 99 persen. Namun kita juga masih bersiap apabila terjadi gelombang ketiga. Tapi harapan kita, mudah-mudahan itu tidak terjadi," kata JK usai beraudiensi dengan perwakilan Pemerintah Belanda di Markas Pusat PMI Jakarta, Selasa.

Potensi terjadinya gelombang ketiga penularan COVID-19 tersebut, lanjutnya, juga diprediksi di berbagai negara. Dia menyebutkan rata-rata angka kasus penularan di Indonesia menurun dari 50.000 menjadi 500 kasus per hari.

"Indonesia saat ini sudah jauh menurun. Jika dilihat pada bulan Juni lalu itu 50 ribuan per hari dan sekarang rata-rata 500an per hari atau turun hingga 99 persen," tambahnya.

Oleh karena itu, Wapres mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan, terlebih lagi menjelang masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

JK juga mengatakan pemerintah saat ini telah bekerja baik dalam mengendalikan kasus penularan COVID-19, termasuk menyediakan fasilitas yang memenuhi standar.

"Sekarang yang utama kan dibutuhkan disiplin masyarakat karena pemerintah sudah bekerja dengan baik," ujar Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 tersebut.

Sementara itu, untuk mengantisipasi gelombang ketiga COVID-19, pemerintah berupaya mendatangkan 600.000 hingga 1.000.000 dosis obat antivirus Molnuvirapir pada Desember.

Antivirus yang diklaim menurunkan tingkat kematian dan perawatan akibat COVID-19 hingga 50 persen itu dapat dibeli dengan harga di bawah Rp1 juta.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021