Medan (ANTARA News) - Bantuan untuk korban banjir yang terjadi di Kota Medan tampaknya mulai berdatangan, hal ini dibuktikan dengan kehadiran Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono untuk menyerahkan sumbangan bagi warga yang ditimpa bencana alam itu, Sabtu.
Musibah banjir yang dialami warga, Jumat (1/4) sekitar pukul 02.00 WIB, tidak hanya menghancurkan atau "memporak porandakan" ribuan rumah warga di kota itu, tetapi juga menimbulkan kerugian harta benda yang tidak sedikit jumlahnya.
Bencana yang terjadi di awal bulan April 2011 ini, sekaligus untuk mengingatkan kepada umat manusia dan selalu mewaspadai peristiwa banjir itu, kapan dan dimana bisa terjadi.Hal ini perlu diantisipasi.
Kewaspadaan terhadap musibah banjir perlu ditingkatkan, mengingat curah hujan di Kota Medan akhir-akhir ini cukup tinggi dan "kurang bersahabat".Ini adalah tidak lain disebabkan fenomen alam yang terjadi.
Beberapa rangkuman akibat peristiwa bajir yang terjadi di Medan dalam pekan ini.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyerahkan bantuan sebesar Rp300 juta untuk membantu warga Kota Medan yang menjadi korban banjir.
Bantuan yang diterima langsung Wali Kota Medan Rahudman Harahap itu diserahkan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono ketika transit di Bandara Polonia Medan, Sabtu, (2/4) sebelum menuju Aceh.
Agung mengatakan, pihaknya menghargai upaya yang telah dilakukan Pemkot Medan dalam mengatasi banjir termasuk mengevakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
"Karena itu pemerintah membawa bantuan untuk membantu Pemkot Medan menangani korban banjir," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari Wali Kota Medan Rahudman Harahap bahwa banjir terjadi karena adanya penebangan hutan dan pendangkalan sungai.
"Untuk kepentingan jangka panjang, kami akan menurunkan tim asesmen untuk meneliti tingkat kerusakan dan penyebab banjir tersebut," katanya.
Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengatakan, pihaknya belum mengetahui jumlah rinci wilayah yang dilanda banjir termasuk kerusakan dan kerugian yang timbul akibat musibah tersebut.
"Masih didata tim. Ada tiga tim (yang dibentuk - red.)," katanya.
Ia juga menyatakan belum menetapkan kebijakan untuk perbaikan akibat banjir karena masih menunggu hasil inventarisasi tim tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011