Kalau alasannya bahwa ruangannya tidak cukup karena harus menambah tenaga ahli, menurut saya tidak masuk akal
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Roy Suryo tidak menyetujui rencana pembangunan Gedung DPR RI di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
"Tidak masalah berbeda dengan kawan-kawan (di fraksi). Sampai hari ini, saya masih terus menyatakan sikap saya begini di berbagai jejaring," tegasnya melalui ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Bagi Roy Suryo, penolakan atas rencana pembangunan Gedung DPR RI di kawasan Senayan, Jakarta Selatan tersebut, merupakan wujud dari konsistensinya sejak awal.
"Ini adalah bukan hal baru, tetapi merupakan bukti dari konsistensi sikap saya sejak awal-awal dulu yang selalu mengatakan A jika harus A dan B jika harus B," tandas Anggota Komisi I DPR RI ini.
Pendapat Roy Suryo itu jelas berbeda dengan garis kebijakan partainya yang mendukung pembangunan gedung tersebut.
Bahkan, sebelumnya salah satu anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman (Wakil Ketua Komisi I DPR RI), secara tegas mendorong pelaksanaan pembangunan gedung senilai lebih dari satu triliun rupiah itu diteruskan.
Sementara Ketua DPR RI Marzuki Alie (juga dari Faksi Partai Demokrat), mengaku kepada pers, dirinya merasa dizolimi akibat penolakan rekan-rekannya membangun gedung Dewan.
Roy Suryo menambahkan, dirinya hanya menyampaikan i isi hati. "Dan memang, pembangunan gedung ini `lebay` (berlebihan.red)," ujarnya.
Ia mengatakan pula, alasan pembangunan gedung yang disampaikan ke masyarakat tidak relevan.
"Kalau alasannya bahwa ruangannya tidak cukup karena harus menambah tenaga ahli, menurut saya tidak masuk akal," katanya. Ia berpendapat, masih banyak ruangan di kompleks DPR RI yang belum dimanfaatkan.
"Seperti di gedung Nusantara Utama yang hanya dipakai dua kali setahun. Lantas ada juga Gedung Nusantara 4 dan 5," ungkapnya.
Mengenai penambahan tenaga ahli untuk membantu kinerja anggota dewan, dikatakannya, justru akan mubazir.
Dia mengaku punya dua orang staf ahli, dan bingung memberi tugas.
"Sebenarnya satu saja sudah cukup. Dengan begitu tidak perlu ruangan yang lebih besar," ujar Roy.
(M036/B013)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011