Yang masih menjadi permasalahan yang harus dibenahi adalah ketersediaan infrastruktur, termasuk kurangnya ketersediaan energi, pasokan bahan baku, dan kurangnya akses pembiayaan

Makassar (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan sekitar 75 persen industri masih terkonsentrasi di Jawa sehingga pergeseran industri ke luar Jawa harus dengan pendekatan khusus.

"Penumbuhan industri di luar Jawa dapat dilakukan dengan pendekatan regional ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi," katanya pada seminar nasional yang dirangkaikan dengan Rapimnas Kadin di Makassar, Sabtu.

Menurut dia, untuk mencapai hal tersebut, perlu dukungan infrastruktur seperti jalan, listrik dan telekomunikasi termasuk membuat klaster-klaster dengan mempertimbangan potensi sumber daya alamnya.

Sebagai gambaran, klaster pengembangan informatika di Bandung, klaster pengembangan tekstil di Semarang, kalster kakao di Kabupaten Gowa dan nikel di Soroako, Sulsel. Sedang klaster baja di Pomalaa, Sultra.

Menteri Perindustrian MS Hidayat pada kesempatan yang sama mengatakan, tiga hal yang menjadi tantangan bagi daerah adalah mendorong sektor investasi, mendorong kompetensi industri di daerah dan harapan terhadap Kadin dalam meningkatkan sektor perekonomian.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, kendala yang menghambat perkembangan industri seperti infrastruktur harus dibenahi. Infrastruktur yang tak memadai menjadi penghambat utama perkembangan industri di daerah.

"Yang masih menjadi permasalahan yang harus dibenahi adalah ketersediaan infrastruktur, termasuk kurangnya ketersediaan energi (gas), pasokan bahan baku, dan kurangnya akses pembiayaan," ujarnya.

Khusus pengembangan industri di Sulsel, dia mengatakan, dua hal yang menjadi kendala utama yakni keterbatasan infrastruktur jalan dan pembangkit tenaga listrik.
(S036/S016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011