"Ini adalah bukan hal baru, tetapi merupakan bukti dari konsistensi sikap saya sejak awal-awal dulu yang selalu mengatakan A jika harus A dan B jika harus B," tegasnya di Jakarta, Jumat.
Pendapat Roy Suryo itu jelas berbeda dengan garis kebijakan partainya yang mendukung pembangunan gedung tersebut.
Bahkan, sebelumnya salah satu anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, secara tegas mendorong pelaksanaan pembangunan gedung senilai lebih dari satu triliun rupiah itu diteruskan.
Roy Suryo menambahkan, dirinya hanya menyampaikan apa adanya saja yang keluar dari isi hatinya. "Dan memang, pembangunan gedung ini `lebay` (berlebihan.red)," ujarnya.
Ia mengatakan pula, alasan pembangunan gedung yang disampaikan ke masyarakat tidak relevan.
"Kalau alasannya bahwa ruangannya tidak cukup karena harus menambah tenaga ahli, menurut saya tidak masuk akal," katanya.
Sebab, ia berpendapat, masih banyak ruangan di kompleks DPR RI yang belum dimanfaatkan.
"Seperti di gedung Nusantara Utama yang hanya dipakai dua kali setahun. Lantas ada juga Gedung Nusantara 4 dan 5," ungkapnya.
Roy Suryo juga mengatakan, ruangan di gedung-gedung di atas masih bisa dimanfaatkan.
Sementara mengenai penambahan tenaga ahli untuk membantu kinerja anggota Dewan, dikatakannya, justru akan mubazir.
Seperti dirinya yang saat ini punya dua orang staf ahli, dan bingung memberi tugas.
"Sebenarnya satu saja sudah cukup. Dengan begitu tidak perlu ruangan yang lebih besar," ujar Roy Suryo lagi.(*)
(M036/A041)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
karena menurut saya untuk apa pembangunan gedung dilakukan kalau pun gedung lama masih banyak ruangan2 yang tidak digunakan hal itu sama saja mubazirr...dan membunuh rakyat secara perlahan
kinerja azzz belum bisa diperlihat kan dengan baik...banyak kasus2 yang menghilang begitu saja tanpa diperlihatkan hasilnya kepada rakyat...
msh bnyak rakyat miskin n tinggal dikolong jembatan dijakarta knp anggaran tsbut tidak d gunakan untuk hal itu