Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Shirley, Sp. A. mengatakan masyarakat harus cermat dalam membedakan fungsi dan kandungan bahan dalam obat batuk, agar mendapatkan khasiat sesuai dengan penyakit yang diderita.
Dr. Shirley mengatakan, bahan yang terkandung dalam obat batuk antara lain Paracetamol, Ephedrine HCl, Guaifenesin dan Chlorphenamine maleate.
“Konsumsi obat yang mengkombinasikan Paracetamol yang bertugas meredakan nyeri dan Ephedrine HCl bekerja untuk melegakan saluran nafas, Guaifenesin berperan membantu mengencerkan dahak dan Chlorphenamine maleate sebagai antihistamin (anti alergi)," kata dokter yang bepraktikdi RSUD Syarif Ambami Ratu Ebu Bangkalan itu melalui siaran persnya, Senin.
Shirley menyarankan Anda memilih produk obat batuk yang terdaftar di Badan POM agar aman dikonsumsi.
Di musim penghujan seperti saat ini, batuk dan pilek menjadi ancaman bagi semua orang dan tidak mengenal usia, mulai dari anak–anak hingga dewasa. Salah satu yang paling sering terjadi adalah mengalami sakit batuk berdahak.
Agar kondisi ini tidak berlarut-larut, memilih obat batuk berdahak dengan kandungan yang tepat dan aman sangat disarankan, terutama apabila dikonsumsi untuk anak-anak dan keluarga.
Menurut Shirley, memilih obat batuk yang tepat juga harus bisa meringankan gejala-gejala yang lainnya seperti, demam, pilek dan sakit kepala.
Seperti dikutip dari WebMD, ada tiga jenis obat untuk meredakan batuk yani penekan (suppressants), ekspektoran, dan salep yang dioleskan ke kulit yang disebut topikal.
Penekan bertugas menghalangi refleks batuk. Jenis obat ini tidak digunakan untuk mengobati batuk berlendir dan tak dapat menghilangkan rasa sakit seperti kodein obat. Anda memerlukan resep dokter untuk obat batuk itu.
Jenis obat lainnya yakni ekspektoran untuk batuk berdahak karena bisa membersihkan semua kotoran dari saluran udara Anda. Tetapi Anda perlu berkonsultasi dengan dokter bila obat ini membuat Anda tidak bisa tidur.
Dokter umumnya menyarankan Anda minum air untuk menghilangkan lendir, tetapi Anda juga dapat menggunakan obat-obatan seperti guaifenesin. Obat ini mengencerkan drainase sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan. Efek samping yang paling sering dari obat ini adalah mual dan muntah.
Drs. Bambang Rijanto, Apt., Quality Manager dari PT. PIM Pharmaceuticals mengatakan, dengan banyaknya pilihan produk obat batuk khususnya untuk yang berdahak di pasaran, Anda perlu memilah secara bijak dan tepat, agar bisa segera mengatasi keluhan.
“Produk kami selama ini dipercaya keluarga Indonesia untuk menjadi solusi ketika batuk berdahak menyerang, bahkan kami memiliki dua varian produk seri PIM-TRA-KOL rasa lemon dan cherry. Untuk yang tidak disertai pilek kami juga menyediakan PIM-TRA-KOL kids, dengan kombinasi kandungan Paracetamol, Guaifenesin, Chlorphenamine maleate, Ephedrine HCL," kata dia.
Baca juga: Polisi ingatkan apotek tak sembarangan jual obat batuk
Baca juga: Polisi ingatkan maraknya penyalahgunaan obat batuk oleh anak-anak
Baca juga: Hentikan anak konsumsi obat batuk untuk mabuk
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021