Bawal hybrid merupakan hasil perkawinan silang antara induk betina bawal emas dengan induk jantan bawal bintang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Balai Perikanan Budidya Laut (BPBL) Batam, telah melakukan terobosan di bidang perikanan budi daya laut dengan memproduksi benih ikan bawal hybrid secara massal.
"Bawal hybrid merupakan hasil perkawinan silang antara induk betina bawal emas dengan induk jantan bawal bintang," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu, dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Selain itu, ujar dia, BPBL Batam juga telah berhasil memiliki induk produktif bawal emas saat ini sebanyak 60 ekor, sedangkan untuk calon induknya terdiri dari calon induk ukuran 800 gram sebanyak 55 ekor serta calon induk ukuran 200 gram sebanyak 1.000 ekor.
Tb Haeru, yang akrab disapa Tebe, memberikan apresiasi sekaligus bangga dengan keberhasilan BPBL Batam yang telah berhasil memproduksi benih bawal hibrida serta bawal emas yang notabenenya sebagai ikan yang sulit dipijahkan.
Keberhasilan tersebut, lanjutnya, diharapkan mampu mendukung galur murni bawal emas dan bawal bintang bisa terus terjaga kemurniannya.
"Hal ini membuktikan bahwa saat ini status pengembangan teknologi perbenihan untuk memproduksi benih unggul kian dinamis," ungkap Tebe.
Menurut dia, peluang pasar ikan bawal seperti ikan bawal bintang dan bawal emas cukup besar, apalagi bawal emas yang mempunyai potensi di pasar ekspor.
Sedangkan keunggulan bawal hibrida, masih menurut dia, terletak pada ketebalan daging, pertumbuhannya yang lebih cepat, serta tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi.
"Tentunya budidaya ikan bawal hybrd ini sangat membantu pembudi daya dalam hal biaya produksi dan pendapatannya. Diharapkan budidaya ikan bawal hybrid ini ke depannya dapat menyebar di luar wilayah Provinsi Kepri, sehingga percepatan nilai produksi ikan laut meningkat secara signifikan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam, Toha Tusihadi menyampaikan bawal bintang relatif mudah pemijahannya, namun bawal bintang memiliki rasa dan daging yang kurang premium dibandingkan bawal emas.
Sementara bawal emas mempunyai kesulitan dalam hal pemijahan, seperti sulit terbuahi telur telur yang dihasilkan bawal emas, sehingga melalui inovasi teknologi hibridisasi ini diharapkan kendala yang dihadapi selama ini bisa diatasi bersama.
"Seperti di antaranya mampu memperbaiki performance ikan bawal baik dari sisi pertumbuhan maupun kualitas produk. Jadi, kelebihan-kelebihan fenotip ikan bawal emas menyebabkan ikan bawal hybrid nantinya bisa lebih diminati di pasar internasional," ucapnya.
Seperti diketahui, BPBL Batam hingga saat ini telah berhasil memproduksi sekitar 200.000 ribu ekor benih bawal hibrida untuk memenuhi permintaan benih di Provinsi Kepri antara lain di Batam, Meranti, Bintan dan beberapa provinsi lainnya seperti Lampung, Bali, Kotabaru Kalsel dan Jepara Jateng.
Baca juga: KKP kembangkan benih bawal bintang hibrida bertajuk ikan "Bawal Sakti"
Baca juga: KKP dorong budidaya bawal bintang untuk pasar ekspor
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021