"Ada penurunan kedatangan wisatawan mancanegara asal Jepang sebelum dan sesudah bencana sebesar 7,45 persen," ujarnya di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan sebelum musibah bencana datang pada 11 Maret, rata-rata kedatangan wisatawan mancanegara asal Jepang 864 orang per hari sedangkan setelah bencana, rata-rata kunjungan menjadi 799 orang per hari.
"Kami terus memantau dan hampir tidak ada perbedaan yang signifikan jika dibandingkan kedatangan wisman asal Jepang pasca-tsunami, walau memang ada penurunan," ujarnya.
Menurut Rusman, penurunan yang cukup tipis itu karena para turis itu sudah lama menjadwalkan untuk datang ke Indonesia dan juga ingin mengurangi beban atau trauma pasca-bencana.
"Itu karena memang mereka sudah men-schedule agak lama. Kedua, daripada menjadi beban di negaranya, mungkin solusinya melakukan perjalanan ini. Tapi apakah memang ingin menghindari tsunami, atau apa, sulit diungkap, yang menonjol alasan mereka adalah sudah di-schedule cukup lama," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rusman menjelaskan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Februari 2011 mencapai 568,1 ribu orang atau naik 8,59 persen dibandingkan pada Februari 2010 sebanyak 523,1 ribu.
"Apabila dibandingkan dengan Januari 2011, jumlah wisatawan pada Februari 2011 naik 3,5 persen," ujarnya.
Sementara, jumlah wisatawan ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai pada Februari 2011 naik 5,28 persen dibanding 2010 yaitu dari 191,4 ribu orang menjadi 201,5 ribu orang. Namun, jika dibanding Januari 2011, mengalami penurunan sebesar 3,3 persen.
Sedangkan, rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang pada 20 provinsi selama Februari adalah 2,4 hari atau naik 0,01 hari dibandingkan keadaan Februari 2010.
Secara kumulatif Januari-Februari 2011, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara mencapai 1,12 juta orang atau naik 9,83 persen dibandingkan 2010 sebanyak 1,02 juta orang.
(S034)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011
