Keberhasilan program bayi tabung dengan sperma nol itu membuktikan (bahwa) meski sperma minim namun tetap bisa mendapatkan momongan"

Bandung (ANTARA News) - Seorang bayi perempuan dari hasil proses pembuahan oleh "sperma nol" seorang ayah lahir dengan cara sesar di Melinda Hospital Kota Bandung, Jumat.

"Bayi tabung ini istimewa karena pembuahannya cukup rumit karena ayah bayi itu mengalami kelainan `sperma nol` sehingga sperma diambil dari testis," kata Direktur Melinda Hospital, Susan Melinda di Bandung, Jumat.

Menurut Susan, bayi perempuan itu lahir dalam kondisi normal dengan panjang 45 centimeter dan berat 2,5 kilogram.

"Kelahiran bayi tabung mungkin sudah tidak asing lagi, namun ini dari kasus non sperma atau `azoospermia non-obstruksi`," kata Susan.

Susan enggan menyebutkan nama dan alamat kedua orang tua bayi perempuan itu. Dia hanya menyebutkan program bayi tabung itu dilakukan setelah selama delapan tahun pasangan itu belum juga dikaruniai anak.

Tim dokter yang menangani proses bayi tabung itu adakah Dr Susan Melinda, dr Yulius, dr Tita, dr Rini dan dr A Rontigor Sihombing.

Susan Melinda menerangkan, proses bayi tabung dengan suami sperma nol itu dilakukan sekitar sepuluh bulan bulan lalu. Karena mengalami sperma nol maka diputuskan operasi untuk mendapatkan sperma dari testis dengan melibatkan spesialis eurologi.

"Setelah operasi diperoleh beberapa ekor sperma, kemudian dibekukan dan selanjutnya disuntikkan ke dalam indung telur dan akhirnya satu berhasil melakukan pembuahan," kata Susan.

Menurut dia, penyebab "nol sperma" karena ada sumbatan atau kelainan produksi hormon sperma.

"Proses bayi tabung dengan kasus sperma nol ini cukup rumit, tingkat keberhasilannya hanya 10 persen, dan syukur kami akhirnya bisa melakukannya hingga akhirnya bayi itu lahir pada Jumat pagi tadi," kata dokter spesialis kandungan itu.

Kelahiran bayi istimewa tersebut disambut suka cita oleh orang tua kedua bayi perempuan itu serta seluruh tim bayi tabung Melinda Hospital yang lebih dari sembilan bulan memantau perkembangan ibu dan bayi itu.

Kelahiran bayi dari sperma yang sangat minim itu, menurut Susan, memberikan harapan kepada para pasangan suami istri yang belum memiliki momongan untuk mendapatkan anak melalui proses itu.

"Keberhasilan program bayi tabung dengan sperma nol atau azoospermia non-obstruksi itu membuktikan, meski sperma minim namun tetap bisa mendapatkan momongan. Diharapkan hal ini memberikan pencerahan dan semangat baru bagi pasangan suami istri yang bermasalah dengan proses reproduksinya," katanya.(*)

S033/Y008

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011